kievskiy.org

Langkah Cerdas Tampil Berkelas

PENGUNJUNG memilih produk fashion
PENGUNJUNG memilih produk fashion

HINGGA beberapa tahun lalu, memiliki barang second atau bekas adalah sesuatu yang kurang menarik. Apalagi di dalam dunia fesyen, ketika tampil gaya dan rasa gengsi adalah dua hal yang sering kali beririsan. Lain dulu, lain sekarang. Kini, meskipun tak lagi baru, produk fesyen -terutama yang bermerek premium, menjadi target perburuan empuk sebagai alternatif langkah cerdas untuk tampil berkelas. 

Orang kini sering kali menyebutnya dengan kata preloved. Artinya, kurang lebih adalah produk yang pernah dimiliki seseorang dan dijual kembali oleh sang pemilik, tetapi masih punya nilai tinggi karena dirawat dengan baik. Konotasinya tak berbeda de­ngan barang bekas atau second, tetapi kesannya lebih berkelas karena identik dengan barang mewah. 

Dulu, orang yang membeli produk fesyen bekas kerap dianggap tidak berkelas. Kalaupun ada, transaksi biasanya dilakukan secara diam-diam. Lokasinya biasanya di pasar barang bekas dan toko-toko kecil. 

Yang terjadi saat ini adalah kebalikannya. Jual beli produk pre­loved telah menjadi industri fesyen yang pelakunya kian me­rambah kalangan menengah atas. Sejumlah perusahaan e-commerce pun memanfaatkan dengan baik potensi ini, dengan menciptakan platform khusus berbelanja barang-barang preloved dengan harga miring. Antara lain Carousell, Prelo, dan Reebonz. 

Fenomena ini juga terlihat di berbagai platform media sosial, terutama Instagram. Yang pasti, nilai transaksi produk cukup fantastis. Tak hanya nominal jutaan atau puluhan juta per produk, melainkan hingga ratusan juta rupiah. 

Pada penyelenggaraan bazar barang fesyen preloved bertajuk Irresistible Bazaar yang berlangsung di Grand Indonesia West Mall, Jakarta, fenomena itu gamblang terlihat. Pengunjung berbagai lapisan usia silih berganti mendatangi satu demi satu tenant penjual produk fesyen preloved bermerek premium. Tak sedikit yang langsung melakukan transaksi begitu menemukan barang yang dicari dengan harga yang disepakati dengan penjual. 

Barang preloved yang diperjualbelikan beragam. Mulai dari jam tangan, dompet, alas kaki, sarung tangan, ikat pinggang, tetapi pa­ling banyak adalah tas. Brand produk yang diperjualbelikan ber­asal dari Eropa dan Amerika Serikat, seperti Chanel, Hermes, Louis Vuitton, MCM, Tory Burch, Prada, Michael Kors, Kate Spade, Coach, Balenciaga, Dior, Gucci, Longchamp, Givenchy, Marc Jacobs, Fossil, dan masih banyak lagi. 

Professional online seller sekaligus penggagas Irresistible Bazaar Marisa Tumbuan mengatakan bahwa tren perburuan preloved ba­rang-barang fesyen bermerek premium terus meningkat sejak tujuh atau delapan tahun terakhir. Namun, peningkatannya terasa begitu signifikan sejak satu atau dua tahun terakhir. 

”Tidak hanya di Indonesia saja, tapi di dunia. Di negara seperti Singapura, Jepang, dan Amerika Serikat, banyak sekali butik preloved bisa ditemukan. Belum lagi di negara-negara lain,” ucap Marisa ketika ditemui di sela-sela penyelenggaraan Irresistible Bazaar #11 di Grand Indonesia West Mall, Kamis, 1 Maret 2018 sore. 

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat