MUSIK berirama upbeat menggema ke seantero ruangan. Sepuluh model busana muslim bernuansa putih yang mengenakan rancangan desainer senior Irna Mutiara berlenggak-lenggok di atas runway. Beberapa detik kemudian, lampu dimatikan. Musik berhenti. Gelap total.
Pekik penonton yang agaknya heran sempat terdengar. Tak lama kemudian, salah satu model yang mengenakan busana berjubah berjalan. Bagian keliman jubah tampak menyala di kegelapan. Baru semenit kemudian, lampu menyala dan semua penonton bertepuk tangan.
Itulah sepenggal aksi teatrikal dalam acara fashion show bertajuk Media Viewing Trend 2018, yang berlangsung di The Ice Palace, Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta, Selasa 27 Maret 2018 siang.
Sembilan desainer dari berbagai kota di Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Fashion Chamber (IFC) menunjukkan 10 rancangannya lewat pertunjukan teatrikal berkonsep kuat.
Jika dalam fashion show kebanyakan, model asyik berlenggak-lenggok dan desainer hanya muncul untuk melakukan runway walk di pengujung pagelaran, tak demikian halnya dengan para desainer yang terlibat. Mereka memainkan peran tersendiri dalam pertunjukan.
Irna Mutiara, misalnya. Di atas panggung, ia menyempurnakan penampilan model dengan mengalungkan selendang, atau menyematkan head piece di atas kerudung. Ada pula Sad Indah Ambarwati yang berperan sebagai ratu lebah lewat pagelaran busana bertajuk "Bee Excelency".
Desainer Bramanta Wijaya bahkan menyanyikan lagu yang berhubungan langsung dengan tema rancangannya secara langsung sambil sesekali menari. Salah seorang modelnya bahkan menari balet mengenakan busana yang dirancangnya.
Di setiap akhir pertunjukan, para desainer bahkan tampil berbicara di hadapan tamu untuk menjelaskan kiprah singkat dan tema rancangan kali ini.
Unsur alam
Dari pergelaran busana yang dimaksudkan untuk meneropong tren mode tahun 2018-2019 itu, bisa dilihat bahwa unsur alam masih menjadi elemen terpenting dalam dunia fashion.