kievskiy.org

Jangan Salah Kaprah, Gigi Susu juga Harus Dirawat

Pemeriksaan gigi/DOK PR
Pemeriksaan gigi/DOK PR

NAMANYA memang gigi susu, gigi yang tumbuh pada masa bayi dan balita. Pemahaman umum menyatakan, gigi susu tidak perlu dirawat khusus karena toh segera lepas ketika anak tumbuh semakin besar. Ternyata, itu pemi­kiran yang salah kaprah!

Stella Listyani mengatakan, pemikiran yang salah kaprah itu sering ditemui. "Gigi susu, terutama gigi susu geraham yang penggantinya tumbuh di usia 10-12 tahun, perlu dirawat karena mempunyai pe­ranan penting sebagai pedoman untuk tumbuhnya gigi tetap," kata dia.

Perawatan gigi susu sama saja seperti gigi tetap. Rutinitas yang harus dilakukan adalah menggosok gigi dengan rutin dua kali dalam sehari. Cara menyikatnya pun harus tepat supaya seluruh permukaan gigi bisa dibersihkan dan tidak dilakukan dengan terburu-buru.

Ia mengatakan, gigi susu harus tetap sehat karena bila rusak akan menyebabkan anak-anak susah makan. Padahal, asupan nutrisi sangat penting untuk anak-anak yang masih dalam masa pertumbuhan. 

"Gigi susu yang rusak juga menyebabkan gigi-gigi sebelahnya bergeser ke tempat yang kosong sehingga ruangan akan menjadi sempit. Gigi tetap yang akan tumbuh, jadi kekurangan ruangan. Akibatnya, susunan gigi menjadi tidak beraturan," ­tuturnya.

Jangan takuti anak dengan dokter gigi

Selain itu, menurut dia melanjutkan, anak-anak harus dibiasakan untuk ke dokter gigi, enam bulan sekali. Dokter gigi harus dikenalkan ke anak-anak sebagai sahabat sehingga orangtuanya pun jangan memperlihatkan ketakutan di depan anak-anak.

"Jangan jadikan dokter gigi sebagai ancaman, ­misalnya, kalau nakal nanti disuntik loh di dokter gigi! Hal-hal itu membuat anak semakin takut ke dokter gigi. Pencabutan gigi tidak semenyeramkan yang dibayangkan kok! Kontrol enam bulan sekali ke dokter gigi baik dilakukan karena lebih baik mencegah daripada mengobati bukan?" ucapnya lalu tersenyum. ***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat