AKTIVITAS bermusik band senior Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (OM PSP) sempat terbengkalai karena persoalan asmara. Beberapa personel OM PSP kesengsem seorang perempuan, berebut cinta sampai bertengkar. Berdasarkan penuturan pemain tamtam dan salah seorang vokalis OM PSP Ade Anwar, pertengkaran sebagian personel terjadi sungguhan. Ade mengungkapkan hal itu saat bandnya tampil di Bandung, sekitar tiga tahun lalu.
Gambaran pertengkaran sebagian personel OM PSP karena rebutan cinta juga terjumpa dalam salah satu adegan film komedi berjudul ”PSP: Gaya Mahasiswa” garapan sutradara Hilman Mutasi. Monos dengan pemeran Imam Darto dan Rojali (Boris Bokir) bertengkar, menimbulkan efek suasana tegang yang sempat mengganggu keharmonisan OM PSP.
Konflik akibat persoalan asmara pada film sedikit berbeda dengan penuturan Ade Anwar tempo lalu. Ade mengatakan, personel bertengkar karena berebut cinta seorang janda bernama Fatimah, individu yang menginspirasi pembuatan lagu ”Fatimah”. Sementara itu, dalam film, Monos dan Rojali bersaing guna memperebutkan cinta gadis kembar. Semula, mereka tak menyadari gadis pujaannya merupakan individu yang berbeda.
Kisah asmara Ade Anwar dengan pemeran Abdur Arsyad turut mengisi suguhan film. Menurut versi film, justru Ade yang mengejar cinta Fatimah (Aura Kasih), melakukan berbagai cara guna menggapai harapannya. Fatimah merupakan pengelola tempat kos Ade dan kawan-kawan, menggantikan sementara saudaranya (Ruth ”TJ” Permatasari) yang sedang mengurus bisnis di luar kota.
Isu hangat hoaks dan presekusi
Suguhan cerita memuat banyak pesan moral, sesuai dengan gaya musikalitas OM PSP yang telah berkecimpung di industri musik selama 40 tahun. Tim penulis naskah yang terdiri atas Hilman Mutasi, Yanto Prawoto, dan Baskoro Adi mengadaptasikan pengalaman personel (OM PSP) ke latar kekinian. Sebagai bumbu penyampaian cerita, mereka juga membubuhkan nuansa hiperbola, kentara pada adegan yang menampilkan Ade dan kawan-kawan saat sedang mengerjakan soal ujian kuliah.
Ade dan kawan-kawan menyontek dengan bantuan peralatan canggih, mengingatkan akan aksi tokoh agen 007 (film ”James Bond”) atau Ethan Hunt (”Mission Impossible”).
Penulis menyertakan beberapa bahasan isu yang sedang hangat, di antaranya sebaran hoaks pada saluran media sosial dan potret praktik persekusi. Hal itu menyiratkan maksud ajakan kepada penonton agar lebih teliti memilah kabar, juga menghindari praktik persekusi. Pesan ajakan tersampaikan secara halus, tanpa ada kesan menggurui.
Deretan pemain yang berprofesi sebagai komika (stand up comedian) seperti Boris, Adjis Doa Ibu, Uus, Abdur Arsyad, dan Wira Nagara kerap memperagakan tingkah dan ucapan kocak, begitu menunjang penggambaran mood cerita. Sejumlah komedian seperti Ence Bagus, Iang Darmawan, dan Ruth ”TJ” Permatasari juga menunjukkan hal serupa.
Penampilan mereka kerap memancing tawa walaupun sebagian ungkapan humor terkesan klise. Personel asli OM PSP turut bermain sebagai cameo, menghadirkan daya tarik tersendiri bagi penggemarnya.