kievskiy.org

Menggapai Impian Tubuh Ramping dengan Bahagia dan Bebas Racun

DIET yang sehat bukanlah diet esktrem yang meniadakan jenis makanan tertentu yang diperlukan tubuh. Ketika melakukan diet, lebih baik di bawah pengawasan dokter dan dimulai dengan detoksifikasi untuk membuang racun di dalam tubuh.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR
DIET yang sehat bukanlah diet esktrem yang meniadakan jenis makanan tertentu yang diperlukan tubuh. Ketika melakukan diet, lebih baik di bawah pengawasan dokter dan dimulai dengan detoksifikasi untuk membuang racun di dalam tubuh.*/ARMIN ABDUL JABBAR/PR

IMPIAN untuk mendapatkan tubuh yang ramping seringkali membuat seseorang memilih untuk berdiet. Sayangnya, banyak diet yang dilakukan secara ekstrem dengan meniadakan bahan pangan yang sebenarnya dibutuhkan tubuh dan selanjutnya menuai efek yo-yo.

Seperti diet yang meniadakan asupan seperti nasi, tepung-tepungan, dan sumber karbohidrat lainnya. Sebaliknya, diet itu memperbanyak asupan lemak yang dikonsumsi dengan bebas.

Menurut dokter Spesialis Gizi Klinik, Abdullah Firmansah Wargahadibrata, sebetulnya tidak perlu diet ekstrem untuk mendapatkan tubuh ramping. Akan tetapi, kalaupun ingin melakukan salah satu diet ekstrem, ia menyarankan supaya itu dijalani di bawah pengawasan dokter.

“Diet yang tinggi lemak itu sebenarnya berbahaya bagi mereka yang memiliki sensitivitas tinggi terhadap lemak. Bukannya kurus, malahan bisa tepar,” kata dokter yang biasa disapa Firman itu ketika ditemui di salah satu ruang praktiknya di Bandung Skin Centre, Jalan Ir. H. Juanda No. 106 Lt.2 Kota Bandung.

Dikatakannya, ada yang makan lemak banyak tapi berat badan tidak bertambah, ada yang hanya makan sedikit tapi ketika menimbang maka jarum timbangan secara jelas bergeser terus ke kanan. Diet sudah ekstrem, tubuh tidak menerima, dan malahan efek yo-yo pun terjadi.

Tetap makan dan tetap bahagia

Menurut Firman, diet itu bukan berarti tidak makan. Hanya, ada yang dikonsumsinya jarang dan ada yang dikonversi ke bahan pangan yang lain. Yang terpenting adalah mengubah kebiasaan sesuai kemampuan.

“Saya lebih menyarankan perubahan lifestyle, misalnya dengan mengonversi olahan tepung, gula, dan susu. Ada yang bilang, lalu apa yang mau dimakan? Padahal, ada nasi, kentang, dan banyak makanan tradisional yang bisa dimakan,” imbuhnya.

Dikatakannya, pasiennya yang ingin menurunkan berat badan pun selalu disarankan untuk tetap makan berat, yaitu ada nasi, sayuran, dan lauk-pauk. Jumlahnya pun tidak berkurang drastis, tapi bisa mulai dengan dikurangi 1/4 atau 1/3 dari porsi biasanya. Makanan itu pun harus enak dan membuat tetap happy.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat