kievskiy.org

Bumi Manusia, Tempat Terhormat untuk Tirto Adhi Soerjo

TIRTO Adhi Soerjo/DOK. PR
TIRTO Adhi Soerjo/DOK. PR

MINKE, tokoh utama novel Bumi Manusia (1981) yang dalam adaptasi filmnya diperankan Iqbaal Ramadhan, mengambil Tirto Adhi Soerjo sebagai modelnya. Sebagai perintis gerakan kebangkitan nasional pada awal abad ke-20, terutama lewat kerja pers, ia tenggelam akibat pendiskreditan oleh pemerintahan kolonial Hindia Belanda, dilanjutkan pengabaian oleh bangsanya sendiri.

Tirto Adhi Soerjo menyandang nama kecil Djokomono, lahir di Bojonegoro, Jawa Timur, tahun 1880. Bergelar Raden Mas, ia tumbuh dalam keluarga besar bangsawan Jawa yang feodalistik. Tirto Adhi Soerjo menolak mengincar karier sebagai pegawai negeri sebagaimana saudara-saudaranya dan kebanyakan priyayi Jawa ketika itu.

Memilih belajar kedokteran, ia masuk STOVIA di Batavia. Di sana, ia segera menyerah kepada kesenangan yang kemudian menjadi jalan hidupnya yakni menulis.

Penulis Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer, mencatat dalam buku bertajuk Sang Pemula (2003), yang cetakan pertamanya terbit pada 1985 bahwa bahkan sejak usia belia, 14-15 tahun, Tirto Adhi Soerjo sudah mengirimkan tulisan-tulisannya ke berbagai surat kabar terbitan Batavia. Ia juga pernah menjadi penulis lepas di Chabar Hindia Olanda dan Pembrita Betawi, keduanya terbit di Betawi, serta Pewarta Priangan yang terbit di Bandung.

Ketika bekerja di Pembrita Betawi itulah, berposisi sebagai redaktur, Tirto Adhi Soerjo beroleh pengakuan luas sebagai “jurnalis muda yang berani, tabah, dan informasinya benar.” Dengan lugas dia membongkar skandal Residen Madiun J.J. Donner yang telah bersekongkol bersama beberapa pejabat lain melengserkan Bupati Madiun Brotodiningrat pada 1902.

Mencermati kerja jurnalistik Tirto Adhi Soerjo dalam skandal itu, Pramoedya Ananta Toer melihat adanya benih baru yang membuka babak baru sejarah Indonesia.

Ada tiga hal penting di sana yakni penggunaan pers untuk membentuk pendapat umum, memperjuangkan hak dan keadilan, serta menyalakan keberanian menghadapi alat kolonialisme. Sebelum Tirto Adhi Soerjo, pers lebih mengedepankan fungsi komersialnya.

Pindah ke Cianjur

Meninggalkan Betawi, Tirto Adhi Soerjo pegi ke Cianjur dan menerbitkan mingguan Soenda Berita mulai Februari 1903. Mendapatkan sokongan modal dari Bupati Cianjur R.A.A. Prawiradiredja, Tirto Adhi Soerjo mengemudikan surat kabar itu hampir sendirian.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat