kievskiy.org

Tak Melulu Fogging, Berikut Cara Efektif Memberantas DBD Menurut Anjuran Dokter

Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD.
Nyamuk Aedes aegypti penyebab DBD. /Pixabay/Emphyrio

PIKIRAN RAKYAT – Musim hujan kembali mengguyur sebagian wilayah di Indonesia, yang membuat kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) meningkat.

Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bandung, terdapat 3.572 kasus DBD sepanjang Januari-Juli 2022 yang menyebabkan 7 kematian.

Dari laman resmi Humas Kota Bandung, kasus kematian akibat DBD ini rata-rata terjadi pada anak usia 1-9 tahun.

Berdasarkan keterangan dari dr. Intan Annisa Fatmawaty selaku pelaksana tugas Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, daerah yang rawan DBD adalah wilayah yang penduduknya padat.

Baca Juga: Kasus DBD di Jawa Barat Meningkat, 7 Anak Meregang Nyawa

Intan menjelaskan, jika di lingkungannya ada yang mengalami demam bisa diberikan obat penurun panas terlebih dulu karena bisa jadi itu bukan DBD.

Kemudian, apabila setelah dua hari demamnya mengalami kenaikan, maka harus segera dibawa ke rumah sakit setempat untuk dilakukan diagnosis.

Setelah keluar diagnosis bahwa orang tersebut DBD, diharapkan untuk segera melapor ke RW atau puskesmas setempat sambal membawa surat keterangan dari rumah sakit.

Hal itu dilakukan, agar pihak puskesmas dapat segera melakukan penyelidikan epidemiologi untuk mengetahui jumlah kasus DBD di lingkungannya tersebut.

Baca Juga: Kasus DBD di Jawa Barat Melonjak, Ratusan Orang Meninggal

“Ini akan menjadi pertimbangan dari puskesmas, apakah dibutuhkan penanganan berupa fogging atau cukup Gerakan Serentak PSN atau pemberian abate,” ujar Intan.

Untuk bisa dilakukan fogging diperlukan persyaratan khusus, yaitu jika lebih dari tiga orang yang terindikasi DBD.

“Lalu, kalau angka jentik dari rumah-rumah yang diperiksa ternyata lebih dari 5 persen, maka itu menjadi target dilakukannya fogging oleh puskesmas,” ungkapnya.

Pasalnya, jika tidak ditemukan jentik nyamuk di lingkungan sekitar rumah, maka bisa jadi pengidap DBD itu terkena di sekolah atau tempat kerjanya.

Baca Juga: Waspada DBD! Dinkes Jabar Ungkap Data Terbaru, Ada 179 Angka Kematian

Selain itu, Intan juga menjelaskan bahwa terlalu sering melakukan fogging akan berdampak buruk bagi kesehatan, karena mengandung zat kimia berbahaya yang dapat terhirup oleh masyarakat.

Oleh karena itu, ia memberikan cara yang lebih efektif dibandingkan melakukan fogging.

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
PSN terdiri dari dua upaya, yaitu Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan barang daur ulang (3M) dan Gerakan satu rumah, Satu jumantik (G1r1j). Dengan rutin memeriksa tempat penampungan air di rumah masing-masing. Jika terdapat tempat penampungan air yang sulit untuk dibersihkan, bisa diberikan abate.

2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Seperti, tidak menggantungkan banyak pakaian yang habis digunakan, karena bisa jadi tempat nyamuk bersarang.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat