kievskiy.org

Gak Pakai Suntik, Para Peneliti di Kanada Mengembakan Obat untuk Diabetes

Ilustrasi. Penderita diabetes di Indonesia meningkat, yakni dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi sebanyak 19,5 juta pada tahun 2021.
Ilustrasi. Penderita diabetes di Indonesia meningkat, yakni dari 10,7 juta pada tahun 2019 menjadi sebanyak 19,5 juta pada tahun 2021. /Pexels/PhotoMIX Company

PIKIRAN RAKYAT- Diabetes adalah penyakit yang disebabkan karena banyak kadar gula dalam darah (glukosa darah tinggi).

Sebuah tim peneliti di Kanada mengklaim sedang mengembangkan pengobatan yang diminum untuk diabetes dan penyerapan insulinnya mirip dengan dosis yang disuntikkan.

Terobosan itu diumumkan dalam rilis yang dikeluarkan oleh University of British Columbia (UBC), yang mencatat, “para peneliti telah menemukan bahwa insulin dari versi terbaru tablet oral mereka diserap oleh tikus dengan cara yang sama seperti insulin yang disuntikkan”.

Tim peneliti dipimpin oleh peneliti utama Indo-Kanada, Dr Anubhav Pratap-Singh, yang merupakan fakultas Sistem Tanah dan Pangan UBC.

Baca Juga: Perbedaan Diabetes Tipe 1, Tipe 2 dan Diabetes Gestasional, dari Gejala hingga Dampaknya

Bagian pertama dari penelitian ini juga diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports.

“Hasil menarik ini menunjukkan bahwa kami berada di jalur yang benar dalam mengembangkan formulasi insulin yang tidak perlu lagi disuntikkan sebelum setiap makan, meningkatkan kualitas hidup. serta kesehatan mental, dari lebih dari sembilan juta penderita diabetes tipe 1 di seluruh dunia," ujar dr. Pratap-Singh, yang belajar teknik kimia di IIT-Kharagpur.

Inspirasi untuk penelitian ini, katanya, datang dari ayahnya, seorang penderita diabetes yang membutuhkan tiga atau empat suntikan insulin setiap hari selama 15 tahun terakhir.

Pekerjaan pengembangan pada pil belum bergerak ke uji coba manusia, sehingga jangka waktu untuk produk akhir belum ditentukan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat