PIKIRAN RAKYAT – Marah merupakan bagian dari emosi yang universal. Amarah juga bagian dari salah satu keenam emosi dasar yang dimiliki manusia, seperti sedih, senang, marah dan lainnya.
Munculnya kemarahan biasanya karena dari faktor banyak hal, misalnya kecewa dan frustasi. Tetapi, masih banyak yang mengira bahwa marah selalu identik dengan suara keras ataupun sifat yang merusak.
Padahal kemarahan adalah emosi yang sehat untuk dirasakan oleh semua orang, karena setiap insan manusia berhak untuk marah tergantung pada situasi yang sedang kamu rasakan, sesuai pengaruh kerja otak dalam persepsi, mood, dan kepribadian kita.
Dilansir dari lifesupportscounselling.com.au dan @apdcindonesia, ada beberapa tipe kemarahan yang menimbulkan adanya perbedaan sesuai dengan penyebabnya, di antara lain:
- Assertive anger
Tipe marah ini merupakan jenis yang paling kalem dan diidamkan semua orang. Assertive anger adalah tipe marah yang berusaha untuk mengubah kemarahan menjadi energi positif dan jenis amarah yang sangat konstruktif.
Selain itu, jenis kemarahan ini tidak bersifat merusak dan biasanya jika orang yang memiliki tipe marah asertif ini akan memilih untuk menyakurkan amarahnya dalam berkegiatan positif.
- Behavioral anger
Kemarahan jenis ini lebih melibatkan tindakan fisik. Pada saat marah, tipe ini akan menjadi berbahaya apabila tindakan fisik yang dilakukan sudah merugikan orang lain, misalnya dengan melampiaskan kemarahan dengan memukul seseorang.
Kemudian, kemarahan tipe ini juga dapat merugikan diri sendiri ketika barang-barang disekitar kita dilempar atau dihancurkan. Sebaiknya, ketika sedang mengalami kemarahan jenis ini harus segera pergi dan mengontrol emosi pada diri.
Baca Juga: Dinamo Zagreb vs Chelsea: Ketika Thomas Tuchel Atasi Permasalahan Posisi Penjaga Gawang