PIKIRAN RAKYAT – Sebagai pencinta roti, tentu kita tidak asing dengan namanya roti hitam atau roti gandum. Berbeda dengan roti tawar biasa, roti gandum memiliki warna yang cenderung gelap dengan bau yang khas. Selain itu, roti ini lebih gempal daripada roti tawar biasa.
Roti gandum juga mengandung banyak nutrisi dan tinggi akan serat, dibandingkan roti-roti lainnya. Meskipun bukan makanan pokok, roti gandum bisa dijadikan sebagai pengganti nasi.
Roti gandum terbuat dari gandum hitam yang dihancurkan dan tidak mengandung tambahan tepung. Lalu dicampurkan dengan biji-bijian seperti biji bunga matahari, biji labu, biji wijen, dan biji lainnya. Setelah itu, roti dibiarkan mengembang kemudian dibakar dalam waktu lama di suhu yang rendah. Kadang juga bisa ditambahkan dengan tepung terigu agar roti menjadi lebih terang, ringan, dan harum.
Baca Juga: Kisah Penjual Roti yang Rutin Baca Doa Ini, Semua Cita-citanya Dikabulkan Allah Ta'ala
Eropa adalah negara dengan penikmat roti terbanyak, makanan tersebut menjadi hidangan wajib yang dikonsumsi oleh para penduduknya. Pagi, siang, hingga malam, makanan bertekstur ini siap sedia bertengger di atas meja makan.
Sebagai makanan tertua di dunia, roti menjadi makanan yang digandrungi banyak orang, dari anak kecil sampai orang tua menyukai makanan khas Eropa ini. Teksturnya yang cruncy di luar tetapi lembut di dalam, cocok dijadikan sebagai menu sarapan. Biasanya orang-orang mengonsumsinya dengan tambahan susu, selai, buah-buahan, dan juga sup. Bahkan sekarang roti telah diolah menjadi makanan yang lezat.
Korn berarti jelai dalam bahasa Swedia dan Norwegia, sementara corn berarti gandum dalam bahasa Skotlandia . Keduanya memang kerap berpadu, baik saat masih di ladang pertanian maupun ketika sudah menjadi tepung.
Lalu, bagaimana dengan asal-usul roti gandum? Untuk mengetahuinya, kita akan mengupas sejarah roti gandum, roti khas Eropa yang sudah berkelana dari masa ke masa.
Baca Juga: Asal-usul Munculnya Genre Musik Rock dan Perkembangannya di Indonesia