kievskiy.org

Awal Mula Batagor Jadi Cemilan Khas Bandung, dari Ketidaksengajaan Berujung Peluang Usaha

Ilustrasi makanan tradisional Batagor.
Ilustrasi makanan tradisional Batagor. /Pixabay/gianyasa

PIKIRAN RAKYAT - Batagor, mungkin sudah tidak asing didengar oleh masyarakat Indonesia khususnya daerah pulau Jawa. Bagi yang masih terasa asing dengan kata ini perlu anda ketahui bahwa batagor adalah cemilan tradisional yang lahir dari tanah sunda.

Batagor merupakan makanan yang berbahan dasar ikan dan tepung yang dibalut pangsit ataupun tahu. Makanan ini memang sangat mirip dengan baso tahu kukus, selain karena memiliki bahan dasar yang sama, uniknya batagor ini memang tercipta dari baso tahu kukus. 

Makanan tradisional ini bisa berkembang dengan cepat di tanah jawa berkat rasanya yang cocok dan memiliki cita rasa yang authentic Indonesia. Tak hanya itu makanan ini dapat dibilang cukup mengenyangkan karena mengandung karbohidrat tinggi dari tepung, dan protein dari tahu. 

Tentunya sangat cocok dengan tipe penikmat kuliner yang menggemari  makanan-makanan ringan yang mengenyangkan.

Makanan yang lahir di tanah sunda ini pernah dinobatkan sebagai makanan tradisional terbaik se-Asia oleh Taste Atlas pada tahun 2021. Jadi tak usah heran jika makanan ini bisa masuk ke kategori makanan terlezat se-Asia. Namun terdapat fakta unik lainnya yang bisa Anda temukan dari jajanan favorit di Indonesia ini, silahkan simak penjelasan berikut.

Baca Juga: Mengenal Soe Hok Gie, Aktivis yang Lantang Kritik Soekarno dan Soeharto

Sejarah Batagor

Jajanan khas Kota Bandung ini rupanya memiliki sejarah yang cukup menarik dibahas. Pasalnya makanan ini rupanya tidak 100 persen tercipta dari orang Sunda, melainkan pertama kali dibuat oleh orang asal Jawa Tengah. Pedagang yang pertama kali mengenalkan makanan ini adalah seorang penjual bakso tahu kukus yang bernama Isan.

Dikutip dari berbagai sumber, alkisah Isan saat pertama kali membuat batagor. Isan yang merupakan perantau dari Jawa Tengah, datang ke tanah Sunda untuk mencari peluang kerja. Namun, saat ia datang ke Kota Bandung, rupanya mencari pekerjaan di kota kembang tidak semudah yang dia kira. Alhasil setibanya di Bandung ia harus menganggur dulu selama tiga bulan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat