PIKIRAN RAKYAT - Soe Hok Gie merupakan aktivis Indonesia keturunan Tionghoa yang menentang keras kediktatoran pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno dan Soeharto. Dia merupakan mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI) pada tahun 1962-1969.
Soe Hok Gie merupakan salah satu pionir dalam demonstrasi mahasiswa yang menyuarakan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) pada masa pemerintahan Soekarno, yakni tuntutan untuk menurunkan harga bensin, merombak kabinet Dwikora, dan pembubaran PKI.
Semasa hidupnya, Soe Hok Gie adalah pemuda yang dicintai dan disegani oleh rekan-rekannya, namun dibenci oleh penguasa. Soe Hok Gie tidak pernah takut untuk memberikan kritik terhadap pemerintah dalam setiap tulisannya.
Latar Belakang Pendidikan
Soe Hok Gie menempuh pendidikan di SMA Kolese Kanisius, Jakarta Pusat. Setelah lulus SMA, Soe Hok Gie melanjutkan pendidikannya di Universitas Indonesia.
Selama menjadi mahasiswa, Soe Hok Gie dikenal sebagai mahasiswa pembangkang yang aktif bersuara dalam menentang kepemimpinan Presiden Soekarno.
Soe Hok Gie juga merupakan penulis yang produktif. Banyak tulisannya yang terbit di koran-koran nasional seperti Kompas, Harian Kami, Sinar Harapan, Mahasiswa Indonesia, dan Indonesia Raya. Dia juga rajin menuliskan kesehariannya dalam sebuah buku harian.
Sejalan dengan hobi menulisnya, Soe Hok Gie sempat menjadi staf di redaksi Mahasiswa Indonesia, sebuah koran mingguan di Bandung yang kerap mengkritik pemerintahan Orde Lama.
Selain itu, Soe Hok Gie menyukai kegiatan yang berhubungan dengan alam. Pada tahun 1965, Soe Hok Gie turut serta membantu pembentukan organisasi Mapala UI, sebuah organisasi pencinta alam bagi mahasiswa UI.
Menurut Soe Hok Gie, dibentuknya Mapala UI memiliki tiga tujuan yaitu memupuk patriotisme yang sehat, mendidik mental serta fisik seseorang, dan mencapai semangat gotong-royong serta kesadaran sosial.