PIKIRAN RAKYAT – Simak cara suami membantu istri yang mengalami PMS atau menstruasi. Pentingnya informasi ini adalah agar para suami bisa melakukan aksi nyata, tidak sekadar diam saat istrinya sakit.
Peneliti sekaligus Profesor Women’s Health Psikologi, Western Sydney University, Jane Ussher, menyebut ada stres pramenstruasi yang terjadi pada perempuan. Ada gejala fisik dan emosional yang terjadi kala wanita mengalami fase tersebut.
"Banyak perempuan mengalami berbagai gejala fisik dan emosional sebelum mereka menstruasi. Stres pramenstruasi, yang juga dikenal sebagai PMS, sering kali dimanifestasikan oleh ketegangan atau kemarahan dalam hubungan mereka. Beberapa perempuan mungkin merasa sangat marah pada pasangannya sehingga mereka ingin meninggalkannya," ujar Ussher.
Menurut penelitian Ussher, sekira 40 persen perempuan mengalami stres pramenstruasi tersebut dalam skala sedang sampai berat. Gejala yang terjadi pada tiga hingga empat hari sebelum PMS itu umumnya ditandai dengan mudah tersinggung, marah, depresi, lelah, sakit kepala, dan sakit punggung.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Meredakan Rasa Sakit Saat Menstruasi
"Gejala-gejala ini diakibatkan oleh kombinasi dari perubahan hormonal dan tekanan hidup. Tingkat keparahannya dipengaruhi oleh strategi mengatasi masalah yang digunakan perempuan dan konteks hubungan mereka," katanya.
"Perempuan yang mengakui perubahan pramenstruasi, melakukan perawatan diri dan meminta dukungan akan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami stres pramenstruasi yang ekstrem," ujarnya, dilansir dari laman The Conversation.
Suami bisa ikut terapi
Suami bisa mengikuti terapi yang sebelumnya ditujukan untuk perempuan saja. Terapi itu adalah untuk memahami asalusul dan gejala stres pramenstruasi. Terapi tersebut termasuk juga perawatan diri, menghindari konflik, mengekspresikan dukungan dan kebutuhan, serta mengurangi stres.
Baca Juga: Ternyata Ini Gejala dan Cara Mengatasi PMS yang Wajib Perempuan Tahu!