PIKIRAN RAKYAT - Telur telah lama diakui sebagai sumber nutrisi penting yang baik untuk kesehatan. Dalam satu butir telur, terkandung sekitar 6 gram protein yang dapat memberikan rasa kenyang. Namun, manfaat telur tidak hanya terbatas pada protein, tetapi juga meliputi kandungan vitamin dan senyawa lainnya yang bermanfaat bagi tubuh.
Menurut informasi dari Cleveland Clinic, putih telur mengandung sekitar 60 persen dari total protein dalam telur, sementara kuning telur lebih banyak mengandung lemak jenuh dan kolesterol.
Studi tentang asam lemak dalam kuning telur menunjukkan bahwa kuning telur memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, dan dapat membantu meningkatkan daya ingat serta memberikan perlindungan kardiovaskular.
Penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi telur secara utuh dapat berdampak positif pada massa otot, meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memvalidasi temuan ini.
Meskipun telur sering menjadi lauk andalan bagi banyak orang karena ketersediaannya yang mudah, ada pertanyaan tentang seberapa banyak telur seharusnya dikonsumsi setiap hari.
Ahli diet ternama, Susan Campbell, RD, menyatakan bahwa mengonsumsi satu butir telur utuh, termasuk kuning telur, setiap hari tidak masalah bagi kebanyakan orang. Namun, bagi mereka yang memiliki penyakit kardiovaskular atau kadar kolesterol tinggi, disarankan untuk membatasi konsumsi telur hanya tiga hingga empat butir per minggu.
Alasan di balik rekomendasi ini adalah karena kuning telur mengandung lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Ini menjadi pertimbangan penting, terutama bagi mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti penyakit jantung, hiperlipidemia, atau diabetes tipe 2.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi satu butir telur sehari dapat meningkatkan kadar lutein tanpa meningkatkan kadar kolesterol, menunjukkan bahwa telur masih bisa dimasukkan ke dalam pola makan yang sehat.
Meskipun demikian, Campbell mencatat bahwa bagi orang yang berusia di atas 65 tahun, risiko terkait kolesterol tinggi mungkin menjadi perhatian utama. Namun, penelitian menunjukkan bahwa pola makan lebih memengaruhi kadar kolesterol pada orang yang lebih muda daripada orang yang lebih tua.