kievskiy.org

3 Kesalahan Orangtua yang Hilangkan Kebahagiaan Anak, Catat dan Waspadai

Ilustrasi anak yang bahagia.
Ilustrasi anak yang bahagia. /Pixabay/victorsteep

PIKIRAN RAKYAT - Berbagai cara dilakukan setiap orangtua agar anak-anaknya merasakan kebahagiaan. Namun ternyata, ada beberapa perilaku dan tindakan tertentu yang tidak sengaja menjadi kesalahan orangtua dan berdampak negatif terhadap kehidupan buah hati mereka.

Orangtua yang mengasuh anak dengan memperhatikan kesalahan yang tidak diperlukan, sedianya bakal menyajikan kehidupan kanak-kanak yang penuh cinta dan kegembiraan.

Adapun sejumlah kesalahan orangtua yang tidak sengaja menghilangkan kebahagiaan masa kanak-kanak dari anak-anak, sebagai berikut:

  • Mengabaikan waktu berkualitas

Kesalahan besar pertama yang dilakukan orangtua adalah gagal menyediakan waktu berkualitas untuk anak-anaknya. Orangtua cenderung terjebak dalam pekerjaan, pekerjaan rumah, dan kewajiban lainnya. Sedangkan untuk anak-anak, perhatian yang berkembang menjadi interaksi sehari-hari begitu bermakna dalam relung ingatannya.

Orangtua dengan kesibukan kerja terus-menerus mungkin secara tidak sengaja melewatkan momen-momen penting dalam kehidupan anak-anak mereka, mulai dari langkah pertama, drama sekolah, hingga upacara wisuda. Ketidakhadiran orangtua pada masa-masa tersebut dapat meninggalkan kekosongan abadi dalam hati seorang anak.

Selain itu, kebanyakan orangtua juga mengabaikan kebutuhan emosional anak hingga dapat menimbulkan perasaan tidak aman dan tidak mampu. Padahal, lingkungan yang aman bisa tercipta dari anak-anak yang merasa dihargai dan dipahami sisi emosionalnya.

  • Memaksakan harapan yang tidak realistis

Kesalahan umum lainnya yang dilakukan orangtua adalah memaksakan ekspektasi yang tidak realistis pada anak, seperti prestasi akademis, kegiatan ekstrakurikuler, atau perilaku sehari-hari. Hal ini jelas dapat berdampak buruk pada harga diri dan kesehatan jiwa anak-anak.

Orangtua, mau tidak mau, pasti pernah bersikap membandingkan anak secara terus-menerus dengan teman sebaya atau saudara kandungnya hingga malah menimbulkan kebencian dan rasa tidak mampu dalam diri anak-anak. Setiap anak unik dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing, sehingga orangtua harus menghargai dan mendorong untuk mengejar minat mereka.

Lalu tak kalah penting, orangtua yang mendorong anak untuk unggul dalam setiap aspek kehidupan harus menyadari bahwa ketidaksempurnaan atau kegagalan adalah bagian alami dari pembelajaran dan pertumbuhan mereka. Jika tidak dilakukan, anak-anak malah merasakan tekanan dan kecemasan yang sangat besar.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat