kievskiy.org

Bromat dalam Air Minum: Risiko dan Batasan Kandungannya

Air minum dalam kemasan (AMDK). Bagaimana bila air minum mengandung bromat yang melebihi ambang batas?
Air minum dalam kemasan (AMDK). Bagaimana bila air minum mengandung bromat yang melebihi ambang batas? /Pixabay/fotoblend

PIKIRAN RAKYAT - Bromat merupakan senyawa kimia yang terbentuk karena reaksi proses ozonisasi air minum. Bila nilainya lebih tinggi dari ambang batas dan dikonsumsi, maka bisa berbahaya bagi tubuh. Apalagi bila dikonsumsi dalam jangka waktu lama.

California Environmental Protection Agency menerangkan, bromat merupakan suatu ion poliatom bermuatan negatif yang mengandung satu atom bromin dan 3 atom oksigen, bisa dijumpai dalam bentuk garam, yakni kalium bromat dan natrium bromat. Selain itu bromat juga bersifat mutagenik.

Dalam skripsi Irgahaji Repayondri bertajuk Analisis Cemaran Bromat pada Sampel Air Minum dalam Kemasan (AMDK) Secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi dengan Derivatisasi Pra Kolom disebutkan, berdasarkan studi secara invitro maupun in vivo pada tikus, pemaparan jangka panjang dengan bromat pada air minum mengakibatkan efek buruk pada tiroid dan ginjal serta menghambat penambahan berat badan. Selain itu, sejak 1990, bromat diketahui sebagai senyawa yang diduga karsinogen—zat yang menimbulkan kanker.

Begitu pula dengan International Agency for Research on Cancer (IAIC) yang mengklasifikasikan bromat sebagai kelompok 2B atau sangat mungkin karsinogen pada manusia. Penggolongan itu bikin beberapa otoritas di Uni Eropa dan Amerika Serikat melakukan penetapan ambang batas kandungan bromat pada AMDK.

Apa risiko mengonsumsi air minum yang mengandung bromat berlebih?

Ilustrasi air minum.
Ilustrasi air minum. Pixabay/cocoparisienne

Peneliti Pusat Riset Sumberdaya Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Rizka Maria bilang, dalam beberapa penelitian terdahulu menyebutkan, dampak bromat pada kesehatan adalah terjadi gangguan sistem saraf pusat, seperti hilangnya reflek dan kelelahan berlebihan, gangguan darah seperti anemia, mual, muntah, nyeri perut, diare, muntah darah, dan pembengkakan paru. Namun, sebagian besar gangguan kesehatan tersebut bisa sembuh setelah mendapat penanganan medis.

"Pada manusia yang mengonsumsi senyawa bromat sebanyak ribuan kali lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat pada jumlah standar senyawa bromat pada AMDK, maka terdapat efek kesehatan yang lebih parah, yaitu gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, dan gangguan pendengaran. Namun, hal sangat jarang terjadi," kata dia kepada jurnalis Pikiran Rakyat St. Aisah Nurhalida Musthafa, Selasa, 28 Mei 2024.

Rizka mengungkapkan, beberapa pendapat menyebutkan akumulasi bromat dalam tubuh membahayakan. Efek karsinogenik bisa mulai terasa atau teramati setelah 10—20 tahun konsumsi. Namun, kondisi tersebut tergantung pada kadar bromat yang ada dan kesehatan seseorang.

"Pada manusia yang mengonsumsi senyawa bromat sebanyak ribuan kali lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat pada jumlah standar senyawa bromat pada AMDK, maka terdapat efek kesehatan yang lebih parah, yaitu gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, dan gangguan pendengaran. Namun, hal sangat jarang terjadi," tuturnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat