PIKIRAN RAKYAT - Bromat menjadi hal yang menakutkan, bahkan sempat bikin geger publik. Senyawa tersebut merupakan ion poliatom bermuatan negatif yang mengandung satu atom bromin dan 3 atom oksigen, bisa dijumpai dalam bentuk garam, yakni kalium bromat dan natrium bromat. Selain itu bromat juga bersifat mutagenik.
Peneliti Pusat Riset Sumberdaya Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr. Rizka Maria menyebutkan, beberapa penelitian terdahulu menguak bahwa dampak bromat pada kesehatan adalah terjadi gangguan sistem saraf pusat, seperti hilangnya reflek dan kelelahan berlebihan, gangguan darah seperti anemia, mual, muntah, nyeri perut, diare, muntah darah, dan pembengkakan paru. Namun, sebagian besar gangguan kesehatan itu bisa sembuh setelah mendapat penanganan medis.
"Pada manusia yang mengonsumsi senyawa bromat sebanyak ribuan kali lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat pada jumlah standar senyawa bromat pada AMDK (air minum dalam kemasan), maka terdapat efek kesehatan yang lebih parah, yaitu gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, dan gangguan pendengaran. Namun, hal sangat jarang terjadi," tuturnya kepada jurnalis Pikiran Rakyat Siti Aisah Nurhalida Musthafa, Selasa, 28 Mei 2024.
Dia juga mengungkapkan, beberapa pendapat menyebutkan bahwa akumulasi bromat dalam tubuh membahayakan. Efek karsinogenik bisa mulai terasa atau teramati setelah 10—20 tahun konsumsi. Namun, kondisi itu tergantung pada kadar bromat yang ada dan kesehatan seseorang.
"Pada manusia yang mengonsumsi senyawa bromat sebanyak ribuan kali lebih banyak dibandingkan dengan yang terdapat pada jumlah standar senyawa bromat pada AMDK, maka terdapat efek kesehatan yang lebih parah, yaitu gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, dan gangguan pendengaran. Namun, hal sangat jarang terjadi," katanya menegaskan.
Pengolahan air hingga menjadi laik minum merupakan proses yang kompleks dan melibatkan beberapa tahap untuk menghilangkan kontaminan fisik, kimia, dan biologis. Lalu, bagaimana solusi menekan angka bromat dalam air minum?
Solusi
Untuk mengurangi kadar bromat dalam air minum, berbagai strategi dapat diterapkan berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah. Mengurangi kadar bromat dalam air minum memerlukan kombinasi metode yang tepat, bergantung pada kondisi spesifik sumber air dan fasilitas pengolahan air.
Solusi termasuk optimisasi proses ozonisasi, penggunaan aditif, metode fotokatalitik, adsorpsi dengan GAC, reduksi kimia, dan teknologi membran reverse osmosis (RO). Kombinasi metode ini dinilai sering memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar bromat hingga mencapai standar keamanan yang ditetapkan.