kievskiy.org

Bukan Cuma Bromat yang Harus Diperhatikan dalam Air Minum, Ada Parameter Lain yang Menentukan

Air mineral.
Air mineral. /Pexels/ Lisa Fotios Pexels/ Lisa Fotios

PIKIRAN RAKYAT - Bromat yang terkandung dalam air minum dalam kemasan (AMDK) sempat bikin publik khawatir. Padahal, bila senyawa tersebut tak melebihi nilai ambang batas yang sudah ditentukan, masyarakat tak perlu panik.

Batas aman bromat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah 10 mikrogram per liter. Di Indonesia, ada pula regulasi yang mengaturnya. Regulasi makanan dan minuman diatur Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN). AMDK mengacu pada SNI 3553:2015.

Ketua Kelompok Riset Air Minum dan Sanitasi, Pusat Riset Limnologi dan Sumberdaya Air – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Prof. Dr. Ignasius D.A. Sutapa, M.Sc., mengungkapkan, kandungan bromat dalam air minum tak bisa dilihat dan dirasa lantaran senyawa itu tidak berwarna dan tak berasa.

"Bromat itu yang mungkin terkandung dalam AMDK merupakan hasil reaksi sampingan. Jadi, memang harus dilihat atau dipahami secara lebih komprehensif," kata dia saat dihubungi, Selasa, 28 Mei 2024.

Dia berujar, bila kandungan bromat lebih dari 10 mikrogram per liter, maka berpotensi untuk mengganggu kesehatan. "Terutama pasti karena itu berkaitan dengan senyawa yang melebihi ambang batas," ujarnya.

Walakin, Prof. Ignas bilang, bukan cuma bromat yang mesti jadi perhatian. Pasalnya, dalam standar kualitas air minum, parameternya cukup banyak, yakni parameter fisik, parameter kimia, parameter biologi atau mikrobiologi.

"Sejauh kualitas air yang kita minum memenuhi persyaratan, sebenarnya kita akan hidup seperti biasa," ucapnya menegaskan.

Menurutnya, masyarakat mesti cermat memilih air minum yang akan dikonsumsi, tidak sekadar melihat harganya saja, tetapi juga mesti melihat kandungan senyawa yang ada. Selain itu, lihat pula kredibilitas atau kualitas perusahaan AMDK.

"Itu yang juga harus jadi pertimbangan. Jangan sampai karena harganya murah, ternyata airnya tidak layak dikonsumsi," katanya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat