PIKIRAN RAKYAT - Baru-baru ini, beredar informasi yang menyebutkan adanya air minum dalam kemasan (AMDK) yang mengandung bromat dan berbahaya bagi kesehatan adalah HOAX. Faktanya, hasil uji lab yang dilakukan oleh Klik Positif terhadap 11 merek AMDK yang populer di pasaran, menyebutkan sebanyak 3 merek AMDK memiliki kandungan bromat di atas 10 ppb. Kandungan bromat ke 3 merek tersebut adalah 19, 29 dan 48 ppb.
Jika selama ini masyarakat hanya dicekoki bahaya Bisfenol A (BPA) yang belum terbukti, Bromat merupakan senyawa yang lebih perlu dikhawatirkan lagi dibanding BPA. Pasalnya, senyawa ini berada langsung di dalam air itu sendiri, berbeda dengan BPA yang berasal dari faktor eksternal pangan.
Bromat (BrO3-) merupakan senyawa kimia yang dapat mengancam tubuh manusia. Senyawa ini ditemukan pada AMDK sebagai hasil dari proses ozonisasi, metode yang digunakan untuk membersihkan air dari bakteri dan kontaminan lainnya pada pembuatan AMDK.
Meski ozonisasi efektif dalam memurnikan air, proses ini dapat menghasilkan bromat berlebih yang bisa mengancam bagi tubuh manusia, apalagi jika terus menerus dikonsumsi.
"Secara teori iya bromat akan berbahaya. Pada binatang di atas 10 miligram per liter akan berbahaya bagi ginjal, tidak jauh efeknya pada manusia. Ancaman zat ini pun perlu diwaspadai di kalangan Masyarakat,” ujar Prof. Dr Deni Kurniadi Sunjaya selaku ahli di bidang Admininstrasi dan Kebijakan Kesehatan Masyarakat kepada Pikiran-Rakyat.com.
Penelitian pada hewan menunjukkan bahwa paparan bromat dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker ginjal, tiroid, dan testis. Sedangkan pada manusia, beberapa penelitian epidemiologis mengaitkan paparan bromat dengan peningkatan risiko kanker kandung kemih.
Dampak Bromat terhadap Kesehatan
Sementara itu, Dr Rizka Maria dari Pusat Riset Sumber Daya Geologi, BRIN mengatakan beberapa penelitian terdahulu telah mengungkapkan berbagai dampak kesehatan yang disebabkan oleh paparan bromat. Dampak ini meliputi gangguan pada sistem saraf pusat, seperti hilangnya refleks dan kelelahan berlebihan.
Bromat juga dapat menyebabkan gangguan darah, seperti anemia, serta gejala gastrointestinal, termasuk mual, muntah, nyeri perut, diare, dan muntah darah. Bahkan, dalam beberapa kasus, dapat terjadi pembengkakan paru-paru.
"Sebagian besar gangguan kesehatan ini dapat sembuh setelah mendapat penanganan medis," kata Rizka Maria kepada Pikiran-Rakyat.com.
Lebih lanjut, konsumsi senyawa bromat dalam jumlah yang jauh lebih tinggi daripada standar yang diizinkan dalam air minum dalam kemasan (AMDK) dapat menyebabkan efek kesehatan yang lebih serius.
"Maka terdapat efek kesehatan yang lebih parah, yaitu gangguan ginjal, gangguan sistem saraf, dan gangguan pendengaran. Namun hal sangat jarang terjadi," ujarnya.