kievskiy.org

Cerita Orang-Orang Bermata Biru dari Minangkabau, Kekurangan yang Jadi Kebanggan

Surya Lestari (25) berpose di rumahnya, di Jorong Bukit Gombak, Nagari Baringin, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Selasa 20 Oktober 2020.
Surya Lestari (25) berpose di rumahnya, di Jorong Bukit Gombak, Nagari Baringin, Kecamatan Lima Kaum, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Selasa 20 Oktober 2020. /Antara/Iggoy el Fitra

PIKIRAN RAKYAT - Mata biru biasanya didapatkan dari keturunan bangsa di luar nusantara sebab di Indonesia tidak ada suku asli yang memiliki mata biru. Namun di Sumatra Barat, orang-orang Minangkabau memiliki mata biru yang merupakan warisan keluarga mereka.

Mereka adalah orang-orang yang memiliki sindrom Waardenburg, sindrom langka yang menyebabkan gangguan pendengaran, perubahan warna mata, kulit, rambut, dan bentuk wajah.

Orang dengan kondisi ini biasanya memiliki iris mata berwarna biru atau berbeda warna (Heterokromia iridium) seperti satu biru dan satu hitam atau cokelat.

Nama sindrom ini diambil dari nama D.J. Waardenburg, dokter mata asal Belanda yang pertama kali mengidentifikasinnya pada tahun 1951.

Baca Juga: Perhatikan Bentuk Tinja Anda, Ada Petunjuk Jika Mirip Huruf S

Erma Wanita (60) berpose di Jorong Batu Lipai, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Selasa 20 Oktober 2020.
Erma Wanita (60) berpose di Jorong Batu Lipai, Nagari Batipuah Baruah, Kecamatan Batipuah, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat, Selasa 20 Oktober 2020.

Fahri Yuliandra (9) berpose di rumahnya, di Jorong Kubang Rasau, Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat, Rabu 21 Oktober 2020.
Fahri Yuliandra (9) berpose di rumahnya, di Jorong Kubang Rasau, Nagari Balai Panjang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluhkota, Sumatra Barat, Rabu 21 Oktober 2020.

Dokter Alana Biggers, lulusan Universitas Illinois Chicago, Amerika Serikat mengatakan, Sindrom Waardenburg adalah kondisi genetik langka yang hanya diderita 1 dari 40.000 orang di dunia.

Orang dengan sindrom ini biasanya mengalami gangguan pendengaran di salah satu maupun di kedua telinganya. Selain itu mereka juga tidak mampu melihat cahaya yang sangat terang, tapi bisa melihat benda meskipun dalam kondisi gelap.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat