kievskiy.org

Diduga Curi Teknologi AS, Lebih dari 1.000 Peneliti Tiongkok Tinggalkan Negeri Paman Sam

Ilustrasi bendera Tiongkok dan Amerika Serikat.
Ilustrasi bendera Tiongkok dan Amerika Serikat. /pixabay /pixabay


PIKIRAN RAKYAT - Lebih dari 1.000 peneliti Tiongkok telah meninggalkan Amerika Serikat di tengah tindakan keras AS terhadap dugaan pencurian teknologi.

Hal ini diungkapkan oleh pejabat tinggi keamanan AS pada Rabu, 3 Desember 2020 waktu AS. Pejabat itu menambahkan bahwa agen Tiongkok telah mengincar pemerintahan presiden terpilih Joe Biden.

Dikutip Pikiran-rakyat.com dari Reuters, John Demers selaku kepala Divisi Keamanan Nasional Departemen Kehakiman AS, mengatakan para peneliti itu telah meninggalkan negaranya. 

Baca Juga: Tantang Tiongkok, AS Berani Adakan Pelatihan Pasukan Khusus dengan Taiwan

Sementara departemen Kehakiman AS meluncurkan beberapa kasus kriminal terhadap operasi Tiongkok untuk spionase industri dan teknologi.

Seorang pejabat Departemen Kehakiman mengatakan mereka adalah kelompok yang berbeda dengan yang disebutkan oleh Departemen Luar Negeri pada bulan September 2020.

Ketika itu dikatakan Amerika Serikat telah mencabut visa untuk lebih dari 1.000 warga negara Tiongkok berdasarkan keputusan presiden yang menolak masuknya siswa dan peneliti yang dianggap berisiko keamanan.

Baca Juga: Mantan Diplomat Tiongkok: AS Jangan Coba-coba Ubah Sistem Politik Negara Kami

Pejabat itu mengatakan para peneliti yang dimaksud Demers, diyakini pihak berwenang AS berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) melarikan diri dari Amerika Serikat setelah FBI melakukan wawancara di lebih dari 20 kota dan Departemen Luar Negeri menutup konsulat Tiongkok di Houston pada Juli 2020.

"Hanya Tiongkok yang memiliki sumber daya dan kemampuan dan kemauan untuk terlibat dalam luasnya aktivitas pengaruh asing yang telah dilihat oleh badan-badan AS dalam beberapa tahun terakhir, kata Demers.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat