kievskiy.org

500.000 Orang Tewas Karena Cuaca Ekstrem, Negara Maju Diklaim Gagal Bantu Negara Berkembang Atasi Ini

Ilustrasi perubahan Iklim. Hari lingkungan hidup sedunia digelar untuk mengingatkan manusia menjaga alamnya.*
Ilustrasi perubahan Iklim. Hari lingkungan hidup sedunia digelar untuk mengingatkan manusia menjaga alamnya.* /Pixabay Pixabay

PIKIRAN RAKYAT - Sebuah data mengejutkan muncul pada saat awal acara Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) Adaptasi Iklim yang dilaksanakan Senin, 25 Januari 2021 kemarin.

Dalam acara virtual tersebut, dikatakan nyaris setengah juta orang di seluruh dunia terbunuh dalam bencana alam yang terjadi berkaitan cuaca ekstrim dalam 20 tahun terakhir.

Korban-korban tersebut muncul dari negara-negara berkembang dengan pembangunan yang masih belum merata.

Baca Juga: BMKG: Waspada Potensi Hujan Disertai Petir dan Angin Kencang di Wilayah Jawa Barat

Beban kematian akibat cuaca ekstrim ini ada banyak seperti badai, banjir, dan juga gelombang panas.

Ini merupakan harga mahal dari pemanasan global yang diklaim memberikan dampak nyata bagi negara-negara berkembang.

Analisis terhadap lebih dari 11.000 peristiwa cuaca ekstrem menunjukkan hampir terjadi 480.000 kematian sejak 2000 dengan negara Puerto Rico, Myanmar, dan Haiti menjadi negara yang paling parah terkena dampaknya.

Baca Juga: Sudah di Depan Mata, WO Bocorkan Konsep Acara dan Busana Penikahan Ayu Ting Ting

Karena hal ini, Di bawah kesepakatan iklim Paris 2015, negara-negara kaya diharapkan menyediakan 100 miliar dolar AS (setara dengan Rp 1,402 triliun) setiap tahun untuk membantu negara-negara miskin mengurangi kenaikan suhu dan beradaptasi dengan perubahan iklim.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat