kievskiy.org

Pertemuannya Tuai Kontroversi, Thailand Bantah Dukung Kudeta Militer Myanmar

Menlu Retno L.P. Marsudi (kiri) bertemu Menlu Myanmar tunjukkan militer Myanmar Wunna Maung Lwin (kanan), disaksikan Menlu Thailand Don Pramudwinai (tengah)./
Menlu Retno L.P. Marsudi (kiri) bertemu Menlu Myanmar tunjukkan militer Myanmar Wunna Maung Lwin (kanan), disaksikan Menlu Thailand Don Pramudwinai (tengah)./ /Antara/HO-Kemlu RI/pri Antara/HO-Kemlu RI/pri

PIKIRAN RAKYAT - Kawasan Asia Tenggara saat ini tengah mengalami guncangan stabilitas politik.

Hal tersebut bermula dari aksi kudeta oleh militer Myanmar terhadap pemerintahan sipil di negara itu sejak 1 Februari 2021 lalu.

Kudeta tersebut menimbulkan adanya protes penolakan dari warga sipil terhadap militer Myanmar hingga berujung tindakan kekerasan.

Tindakan kekerasan kepada demonstran Myanmar mendapatkan kecaman dari berbagai negara.

Baca Juga: Krisis Politik Kian Memanas, China Dukung ASEAN Bahas Perdamaian Myanmar

Baca Juga: PBB Kecam Tindak Kekerasan, Kemenlu Myanmar Minta Masyarakat Internasional Tak Ikut Campur

Negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN sepakat untuk membahas perdamaian di Myanmar.

Namun beberapa waktu lalu, Perdana Menteri Thailand melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri yang ditunjuk oleh juta militer Myanmar.

Pertemuan tersebut menimbulkan kontroversi lantaran komunintas internasional menduga Thailand memberikan dukungannya terhadap kudeta militer di Myanmar.

Terbaru, Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-o-cha mengatakan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Myanmar yang ditunjuk junta militer, U Wunna Maung Lwin bukan sebagai bentuk dukungan terhadap rezim itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat