PIKIRAN RAKYAT - Saat dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat ke-46 pada 20 Januari lalu, Joe Biden berjanji bergerak cepat untuk memulihkan dan memperbaiki hubungan AS dengan seluruh dunia, termasuk China.
Tetapi, hingga saat ini belum terlihat upaya AS untuk meningkatkan hubungan yang lebih baik dengan China.
Dari Iran hingga Rusia, Eropa hingga Amerika Latin, Biden berusaha meredakan ketegangan yang meningkat selama empat tahun masa jabatan Presiden Donald Trump. Namun, belum ada tawaran ke China.
Meskipun pemerintahan Biden telah menghentikan serangan retorika Trump terhadap Beijing, namun belum ada tindakan yang lebih baik untuk Negeri Tirai Bambu, seperti dilansir Pikiran-rakyat.com dari laporan AP News, Kamis, 4 Maret 2021.
Baca Juga: Selain DKI Jakarta, Berikut Daftar Wilayah yang Rasakan Hari Tanpa Bayangan di Indonesia
Baca Juga: Kemenkeu Catat Kerugian Ekonomi Akibat Bencana di Indonesia Capai Rp22,8 Triliun per Tahun
China dan Amerika Serikat adalah dua ekonomi terbesar di dunia dan dua penghasil gas rumah kaca terbesar. Perebutan kekuasaan mereka mempersulit upaya global untuk menangani perubahan iklim dan pulih dari dampak pandemi virus corona.
Di bulan pertama menjabat, Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah menegaskan kembali banyak langkah paling signifikan dari pemerintahan Trump yang menargetkan China, termasuk penentuan bahwa tindakan keras terhadap Muslim Uighur di Xinjiang.
![Menlu AS, Antony Blinken/Reuters/CARLOS BARRIA](https://assets.pikiran-rakyat.com/crop/0x0:0x0/x/photo/2021/02/07/631760111.jpg)
Pemerintah baru juga tidak mengisyaratkan penurunan tarif Trump, pembatasan pada diplomat China, jurnalis dan akademisi di AS atau kritik terhadap kebijakan China terhadap Tibet, Taiwan, dan Hong Kong.