kievskiy.org

Krisis Politik Berlanjut, Pemerintahan Militer Myanmar Kembali Tembak Mati 7 Demonstran

 Seorang pria menggunakan ketapel selama pasukan keamanan menindak pengunjuk rasa anti-kudeta di Mandalay, Myanmar 14 Maret 2021. Unjuk rasa kembali memakan korban jiwa, militer Myanmar menembak mati 7 demontran./
Seorang pria menggunakan ketapel selama pasukan keamanan menindak pengunjuk rasa anti-kudeta di Mandalay, Myanmar 14 Maret 2021. Unjuk rasa kembali memakan korban jiwa, militer Myanmar menembak mati 7 demontran./ /Reuters/Stringer Reuters/Stringer

PIKIRAN RAKYAT - Krisis politik Myanmar hingga kini masih berlanjut.

Krisis politik Myanmar bermula terjadi adanya aksi perebutan kekuasaan secara paksa atau kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap pemerintahan sipil di negara itu pada 1 Februari 2021 silam.

Selain itu, militer Myanmar juga melakukan penahanan terhadap sejumlah pejabat tinggi sipil di negara tersebut salah satunya tokoh peraih nobel perdamaian Aung San Suu Kyi.

Kudeta dan penahanan tersebut menimbulkan gelombang penolakan melalui aksi unjuk rasa yang dilakukan warga sipil Myanmar.

Baca Juga: Update Covid-19 Dunia 15 Maret 2021: Indonesia Masih Tertinggi di Asia Tenggara

Baca Juga: Sempat Gaungkan Benci Produk Luar Negeri, Jokowi Pastikan Indonesia Tak Menganut Prinsip Proteksionisme

Namun, aksi unjuk rasa tersebut mendapatkan tindak kekerasan dari militer Myanmar hingga menimbulkan korban jiwa.

Terbaru, setidaknya tujuh orang demonstran kembali ditembak mati oleh pasukan keamanan rezim junta militer Myanmar pada hari Minggu, 14 Maret 2021 waktu setempat.

Menurut saksi mata dan laporan media lokal, enam dari mereka tewas di ibukota komersial kota Yangon.

"Tiga orang ditembak di kepala oleh tentara. Orang keempat yang terluka meninggal dalam perjalanan ke rumah sakit," kata salah satu pemimpin demonstrasi di Hlaing Thar Yar, kota terpadat di Yangon Zay Phyo seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat