kievskiy.org

Dinilai Tunduk pada Pembatasan, Uni Eropa Cabut Sanksi untuk Politisi Libya Pro-Khaftar

Ilustrasi bendera Uni Eropa./
Ilustrasi bendera Uni Eropa./ /Pixabay/Capri23auto Pixabay/Capri23auto

PIKIRAN RAKYAT - Sejumlah negara di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara hingga kini masih dilanda konflik bersenjata.

Krisis politik hingga serangan dari kelompok teror menjadi penyebab terjadinya konfik bersenjata di Timur Tengah.

Libya merupakan salah satu negara di Afrika Utara yang hingga kini dilanda konflik bersenjata.

Sejumlah negara barat seperti Amerika Serikat (AS) hingga Eropa turut melakukan intervensi terhadap perpolitikan di Libya.

Baca Juga: Masuki Empat Dekade, Krisis Air Bersih Perburuk Kondisi Kelaparan di Angola

Baca Juga: Rusia Sebut Warga Afghanistan Dukung Taliban karena Kesalahan Pemerintah

Sebelumnya, Uni Eropa memberikan sanksi terhadap sejumlah pejabat Libya.

Terbaru, Dewan Eropa resmi mencabut sanksi terhadap mantan Perdana Menteri Kongres Nasional Libya yang tidak diakui secara internasional.

Dewan tersebut mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Khalifa Ghwell berada dalam daftar individu dan entitas yang tunduk pada langkah-langkah pembatasan Uni Eropa (UE) karena peran mereka yang mengancam perdamaian, stabilitas dan keamanan Libya, atau yang menghalangi atau merusak penyelesaian transisi politik.

Ghwell telah tunduk pada langkah-langkah pembatasan Uni Eropa (UE), termasuk larangan perjalanan dan pembekuan aset, sejak 2016, dan sanksi terhadapnya saat ini berakhir pada 2 April.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat