kievskiy.org

Beda Pendapat Soal Pemberian Sanksi, Jepang Pilih Dialog untuk Selesaikan Krisis Myanmar

Pengunjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Myanmar 27 Maret 2021./
Pengunjuk rasa anti-kudeta di Yangon, Myanmar 27 Maret 2021./ /Reuters/Stringer Reuters/Stringer

PIKIRAN RAKYAT - Krisis politik yang melanda Myanmar hingga kini masih berlangsung.

Krisis yang dimulai sejak 1 Februari 2021 lalu hingga kini terus memakan korban jiwa dikalangan warga sipil Myanmar.

Terbaru, Menteri Luar Negeri Jepang Motegi Toshimitsu, negeri sakura itu mendesak militer Myanmar dan penentang kudeta untuk terlibat dalam dialog menyelesaikan kekacauan yang tengah berlangsung di sana.

Sebelumnya, Jepang mengatakan negaranya juga akan menerapkan sanksi kepada Myanmar jika itu mengarah pada solusi segera.

Baca Juga: Ditahan Selama 2 Bulan, Aung San Suu Kyi Didakwa Langgar UU Rahasia negara

Baca Juga: Nadiem Makarim Minta Pembelajaran Tatap Muka Dimulai dari Sekarang, PGRI: Pastikan Dulu Vaksinnya

"Tetapi itu tidak begitu mudah di Myanmar," kata Motegi Toshimitsu seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Pernyataan itu muncul sehari setelah China mengatakan mendukung gagasan bahwa para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara mengadakan "pertemuan khusus sesegera mungkin untuk menengahi" di Myanmar.

Setidaknya 536 orang tewas dalam tindakan keras terhadap pengunjuk rasa pro-damai oleh pasukan junta sejak kudeta militer pada 1 Februari di Myanmar.

Tatmadaw yang merupakan nama resmi militer Myanmar, segera setelah kudeta mengumumkan keadaan darurat selama setahun di samping mendirikan dewannya untuk menjalankan urusan negara mayoritas Buddha itu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat