kievskiy.org

Targetkan Serangan kepada Warga Sipil, KNU Serukan Embargo Senjata bagi Militer Myanmar

Seorang demonstran memberi isyarat di dekat barikade selama protes melawan kudeta militer di Mandalay, Myanmar 22 Maret 2021./
Seorang demonstran memberi isyarat di dekat barikade selama protes melawan kudeta militer di Mandalay, Myanmar 22 Maret 2021./ /Reuters/Stringer Reuters/Stringer

PIKIRAN RAKYAT - Krisis politik yang melanda Myanmar hingga kini masih berlangsung.

Terbaru, organisasi etnis bersenjata tertua di Myanmar, Persatuan Nasional Karen (KNU) menyerukan embargo senjata bagi Tatmadaw, militer negara itu, karena menyerang target sipil berulang kali.

Serangan-serangan itu memaksa lebih dari 12.000 orang etnis Karen melarikan diri dari rumah mereka di desa-desa di Distrik Papun di Negara Bagian Karen dan Distrik Nyaunglebin Wilayah Bago antara 27-31 Maret.

KNU mengatakan pihaknya mengutuk keras serangan udara militer yang menargetkan warga sipil.

Baca Juga: Tuduh Para Pemimpin Negaranya Korupsi, Pangeran Yordania Jadi Tahanan Rumah

Baca Juga: Jelang Pertemuan Kesepakatan Nuklir, Iran-Prancis Gelar Dialog

"Pembunuhan tidak manusiawi terhadap warga sipil, penghancuran sekolah, rumah dan desa merupakan pelanggaran terhadap hukum domestik dan internasional," kata mereka seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Menurutnya, para pemimpin kudeta militer mendorong negara itu ke dalam perang saudara besar-besaran yang potensi menghancurkan stabilitas, persatuan, dan kemerdekaan negara.

Empat belas warga sipil termasuk warga desa etnis Karen tewas dan sedikitnya 12 lainnya luka-luka dalam serangan udara militer di Papun dan Nyaunglebin.

Serangan udara tersebut terjadi setelah penyitaan oleh sayap militer KNU, Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) pada sebuah pos penjagaan yang sebelumnya dipegang oleh militer Myanmar di Thi Mu Hta pada 27 Maret lalu.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat