PIKIRAN RAKYAT - Amerika Serikat memutuskan untuk menghentikan sementara penggunaan vaksin Johnson & Johnson.
Hal tersebut dilakukan setelah terjadi kasus pembekuan darah yang langka.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Badan Kesehatan Federal Amerika Serikat, memberikan rekomendasi untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 Johnson & Johnson setidaknya selama beberapa hari.
Rekomendasi tersebut diberikan usai enam wanita di bawah usia 50 tahun mengalami pembekuan darah setelah menerima suntikan.
Baca Juga: Mulai 11 September 2021, AS Akan Tarik Seluruh Pasukannya dari Afghanistan
Baca Juga: Kapal Israel Diserang Rudal di Lepas Pantai UEA
Johnson & Johnson mengatakan akan menunda peluncuran vaksin ke Eropa, seminggu setelah regulator di sana mengatakan mereka meninjau gumpalan darah langka di empat penerima suntikan di Amerika Serikat.
Selain Amerika Serikat dan Eropa, Afrika Selatan juga menangguhkan penggunaan vaksin J&J.
Pejabar Komisioner Food and Drug Administration (FDA) Amerika Selatan, Janet Woodcock berujar jika pihaknya memperkirakan jeda hanya dalam beberapa hari, dan bertujuan untuk memberikan informasi kepada penyedia layanan kesehatan tentang cara mendiagnosis dan mengobati gumpalan.