PIKIRAN RAKYAT - Oposisi junta Myanmar dari Pemerintah Persatuan Nasional (NUG) menyatakan kekhawatiran yang disuarakan dalam pertemuan pemimpin KTT ASEAN di Jakarta pada Sabtu, 24 April 2021 kemarin.
Dalam wawancara dengan Nikkei Asia di lokasi rahasia, Dr. Sasa selaku juru bicara NUG mengatakan tidak akan ada kesempatan untuk berdialog dengan junta kecuali militer menyetujui persyaratan yang diajukan organisasinya.
"Tidak ada kompromi, empat syarat sudah kami susun," kata Sasa, dikutip dari Nikkei Asia, Minggu, 25 April 2021.
Baca Juga: Doa Istri ABK KRI Nanggala 402 di Tengah Keraguan Semua Akan Kembali dengan Selamat
"Bukan saya, ini orang-orang Myanmar, kami tidak dapat melegitimasi pembunuhan. Jika Anda melegitimasi junta, Anda melegitimasi militer," ujarnya.
NUG juga meminta diakhirinya kekerasan terhadap warga sipil. Termasuk pasukan disingkirkan dari jalan-jalan di seluruh negeri dan pembebasan tahanan politik lain, termasuk Aung San Suu Kyi.
Hal itu disampaikan Dr.Sasa setelah adanya pembicaraan KTT ASEAN di Jakarta terkait krisis Myanmar.
Menurut pernyataan ketua ASEAN yang dikeluarkan setelah pertemuan tersebut, ada lima poin yang disepakati oleh para pemimpin atau perwakilan.
Presiden Jokowi menegaskan bahwa kekerasan di Myanmar harus dihentikan dan kepentingan rakyat harus selalu menjadi prioritas.
Baca Juga: Efek Relaksasi Pajak PPnBM, Penjualan Mobil Toyota Innova dan Fortuner Naik hingga 120 Persen