PIKIRAN RAKYAT- Sejak kudeta 1 Februari lalu, militer Myanmar berjuang di berbagai sektor, dan berusaha keras untuk menegakkan ketertiban untuk tetap menggulingkan kepemimpinan Aung San Suu Kyi dan pemerintah terpilihnya.
Namun, sampai sekarang ketegangan di negara tersebut masih belum usai, ratusan warga menjadi korban dari kekejaman junta militer Myanmar.
Baru-baru ini juga dikabarkan sekitar 800 tentara telah meninggalkan militer, untuk bergabung dengan Gerakan Pembangkangan Sipil (CDM) sejak kudeta militer di Myanmar.
Hal itu diungkap mantan kapten, Lin Htet Aung, kepada media lokal Myanmar Now, Selasa, 8 Juni 2021.
Baca Juga: Mitsubishi Rilis Model Spesial Xpander, Punya Fitur Baru Harga Tembus Rp312 Juta
Lin yang sebelumnya bertugas di Batalyon Infanteri 528 di Negara Bagian Shan Timur, juga membelot pada akhir Maret 2021.
Seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Anadolu Agency, dirinya mulai membantu tentara lain untuk meninggalkan militer Myanmar.
Lebih lanjut Lin menuturkan, terdapat tiga perempat dari tentara yang membelot siap untuk bergabung dengan Angkatan Pertahanan Rakyat (PDF) yang dibentuk pemerintah pro-demokrasi untuk melawan rezim.
Baca Juga: Dibenci hingga Hampir Bercerai dengan Ahmad Dhani, Mulan Jameela Kena Karma dari Maia Estianty?
Selain itu, Lin menambahkan bahwa sisanya ingin membantu revolusi dengan cara lain, tetapi tidak ingin berperang.