kievskiy.org

Raja Saudi Pecat Menteri Listrik dan Air

RIYADH, (PR).- Ekonomi Arab Saudi yang terus merosot akibat harga minyak yang turun drastis dalam dua tahun terakhir telah membuat pemerintah setempat kesulitan untuk menutup defisit APBN. Negara kaya ini memutuskan untuk berutang kepada negara lain. Hal yang tak dilakukan dalam kurun sepuluh tahun terakhir. Selama ini, minyak menjadi andalan Saudi untuk membiayai operasional negara, termasuk memberikan subsidi kepada warga. Saudi masih punya penghasilan lain dari biaya haji yang disetorkan Muslim dari berbagai negara yang setiap tahun menunaikan ibadah tersebut di Mekah dan Madinah. Namun, merosotnya sumber penghasilan utama dari minyak mulai menimbulkan dampak serius pada negara kerajaan tersebut. Dalam hal ini, Menteri Listrik dan Air Saudi, Abdullah al-Hussayen terpaksa menaikkan harga kebutuhan pokok dan juga tarif listrik. Kenaikan harga tersebut telah berlangsung selama beberapa bulan dan telah menimbulkan keluhan di kalangan warga setempat. Pasalnya, warga telah terbiasa mendapatkan subsidi, termasuk untuk tarif air, listrik, dan kebutuhan pokok. Saat subsidi dikurang oleh Kemeetrian Listrik dan Air, warga pun mengeluh. Dilansir AFP, Minggu 24 April 2016, Raja Saudi yang tak setuju dengan kebijakan Menteri Abdullah al-Hussayen yang menaikkan tarif listrik dan air, memutuskan untuk memecat sang menteri. Seperti diketahui, merosotnya harga minyak juga telah membuat Kerajaan Arab Saudi akhir pekan lalu terpaksa berutang untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun terakhir. Nilai pinjaman adalah sebesar 10 miliar dolar AS yang akan digunakan untuk menutup defisit APBN. Dana pinjaman ini berasal dari sejumlah bank di Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat