kievskiy.org

Wartawan Jepang Ditawan, Tragedi Pemenggalan Bisa Terulang

TOKYO, (PR).- Pemerintah Jepang mengatakan bahwa saat ini sedang berusaha keras membebaskan jurnalisnya yang ditawan kelompok teroris sempalan Alqaidah di Suriah. Dilansir Reuters, Senin, 30 Mei 2016, pernyataan tersebut diumumkan setelah foto wartawan lepas asal Jepang bernama Jumpei Yasuda yang sejak tahun lalu diculik kelompok jaringan Alqaidah, beredar di dunia maya. Dalam foto tersebut, Yasuda meminta pemerintah Jepang dan keluarga segera menyelamatkannya. Pemerintah Jepang telah mengkonfirmasi kalau foto yang beredar itu memang benar adalah warganya. Foto Yasuda tersebut diunggah ke dunia maya oleh kelompok oposisi Suriah pada Minggu 29 Mei 2016. Dalam foto tersebut tampak Yasuda memegang secarik kertas dengan tulisan berbahasa Jepang. “Tolong selamatkan saya. Ini kesempatan terakhir. Jumpei Yasuda,” tulis Yasuda dalam foto yang beredar di dunia maya itu. Sejumlah media Jepang mengatakan, Yasuda diculik kelompok Fron Nusra yang berafiliasi dengan Alqaidah pada Juni 2015 lalu. Saat itu, Yasuda sedang dalam perjalanan ke Suriah dari Turki. Namun, setelah memasuki Suriah, Yasuda diculik kelompok teroris yang kerap melakukan tindakan biadab terhadap para tawanan yang mayoritas warga asing tersebut. Sebagaimana kelompok teroris lainnya, Fron Nusra menggunakan tawanan asing untuk mendapatkan uang tebusan. Dalam kasus sebelumnya, awal 2015 lalu, jurnalis Jepang Haruna Yukawa dan Kenji Goto juga pernah ditawan kelompok teroris ISIS di Suriah. Saat itu, ISIS meminta tebusan sebesar 200 juta dolar AS atau Rp 2,5 triliun supaya kedua jurnalis tak jadi dipenggal. Namun, permintaan uang tebusan itu tak dipenuhi sehingga Haruna dan Kenji akhirnya meninggal dipenggal ISIS. PM Jepang Shinzo Abe dan juga komunitas internasional saat itu langsung mengutuk pemenggalan yang dilakukan ISIS itu. Dia mengatakan, tindakan tersebut sangat barbar dan tak bisa dimaafkan. "Ini adalah sebuah tindakan teror yang berlebihan dan tak bisa dimaafkan, hal ini menyebabkan saya sangat marah. Saya mengecam tindakan ini dengan keras," ujar Abe saat itu seperti dikutip Reuters. Dilaporkan, Yasuda adalah wartawan lepas yang sebelumnya bekerja di media cetak di Jepang. Dia kemudian mengundurkan diri dan menjadi wartawan lepas yang kerap melanglang buana termasuk ke daerah konflik di Suriah dan Irak.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat