kievskiy.org

Omar Mateen Dua Kali Diinterogasi FBI

FOTO Omar Mateen yang diunggah ke media sosial. Oleh kepolisian Orlando, Omar Mateen diidentifikasi sebagai pelaku penembakan di klab malam
FOTO Omar Mateen yang diunggah ke media sosial. Oleh kepolisian Orlando, Omar Mateen diidentifikasi sebagai pelaku penembakan di klab malam

ORLANDO, (PR).- Kepolisian Orlando telah menyatakan pelaku penembakan di klub malam ”Pulse Orlando” di Amerika Serikat, Minggu dini hari, 12 Juni 2016 diidentifikasi sebagai Oman Mateen (29). Pria ini dinyatakan tewas dalam baku tembak dengan polisi. Omar Mateen lahir di New York. Orang tuanya berasal dari Afghanistan. Keluarga ini kemudian pindah ke Fort Pierce, sebuah kota di selatan Orlando yang bisa ditempuh selama dua jam. Mateen tercatat sebagai petugas keamanan bersenjata di perusahaan G4S sejak 2007. Spesial Agen FBI Ron Hopper kepda media mengatakan, Mateen sudah dua kali diinterogasi oleh FBI. Seperti dilansir dari BBC, interogasi pertama dilakukan pada 2013 setelah ia mengeluarkan pernyataan yang provokatif kepada kolega-koleganya terkait hubungannya dengan ISIS. Interogasi itu selesai karena petugas tidak bisa menemukan bukti yang memadai. Pada 2014, Mateen kembali ditanyai oleh FBI terkait potensi hubungannya dengan Abu-Salha, seorang warga negara Amerika yang terlibat bom bunuh diri di Suriah. Investigasi FBI menunjukkan tidak ada hubungan yang substansial antara keduanya. Kasus itu kemudian ditutup. Meski sudah masuk radar FBI, Mateen tidak termasuk dalam daftar teroris yang diawasi dan bukanlah orang yang secara legal memegang senjata api berdasarkan hukum Florida. Namun pda penyerangan dini hari itu, menurut polisi, Mateen memegang senapan serbu dan pistol. Ia juga diduga memiliki bahan peledak, namun soal ini belum terkonfirmasi. Seddique, Mateen, ayah Mateen kepada BBC mengatakan, serangan yang dilakukan oleh anaknya tidak berkaitan dengan agama. Menurut Sadique, anaknya marah setelah melihat dua laki-laki berciuman di Miami beberapa saat sebelumnya. Tetapi keluarganya tidak pernah menduga jika Mateen merencanakan serangan. “Kami terkejut, sama seperti seluruh negeri ini,” ujar Seddique. Omar Mateen pernah menikah pada 2009 silam. Ia bertemu istrinya secara online. Namun kemudian orang tua istrinya mengambilnya dari rumah mereka setelah diketahui Mateen kerap melakukan tindak kekerasan. Pasangan ini kemudian bercerai pada 2011. “Dia orang yang tidak stabil,” kata mantan istri Mateen yang tidak bersedia disebut namanya, seperti dikutip oleh BBC. “Dia memukul saya. Dia pulang ke rumah dan mulai memukul saya hanya karena cucian belum selesai atau hal-hal seperti itu,” katanya. Menurut mantan istrinya ini, saat masih hidup bersama Mateen, mantan suaminya itu belum menjadi orang yang relijius. Mateen sering berlatih di pusat kebugaran. Mateen mempunyai senjata berkaliber kecil. Saat it, Mateen bekerja sebagai penjaga di fasilitas untuk anak-anak nakal.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat