kievskiy.org

WNI Sandera Abu Sayyaf Selamatkan Diri dengan Berlari dan Berenang

MANILA, (PR).- Kru kapal Indonesia TB Charles yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf di Filipina Selatan berhasil melarikan diri pada Kamis (17/8/2016). Seperti dilaporkan Reuters yang mengutip keterangan juru bicara militer Filipina, WNI tersebut bernama Mohammad Safyan (28) dan dia berhasil kabur dari kelompok teroris tersebut dengan berenang ke laut setelah Abu Sayyaf mengancam akan memenggal kepalanya. "Kami dapat informasi, warga Indonesia tersebut berhasil kabur dengan berlari dan berenang " ujar juru bicara militer Filipina, Mayor Filemon Tan Rabu 17 Agustus 2016. Abu Sayyaf merupakan kelompok pendukung ISIS dan melakukan cara-cara barbar serta biadab untuk menghabisi para sandera yang tak ditebus dengan uang. Sejumlah warga setempat di Pulau Jolo mengaku sempat melihat Sofyan berenang menuju pantai setelah berhasil kabur dari sekapan Abu Sayyaf. Pemerintah Indonesia telah memutuskan tak akan lagi membayar tebusan setelah pada April 2016 lalu sempat membayar meskipun yang melakukan penebusan adalah perusahaan tempat kru Indonesia bekerja. Pemerintah Indoneisa sampai sekarang menyangkal ada uang tebusan di balik pembebasan 10 WNI April lalu. Akibat pembayaran tersbeut, Abu Sayyaf kembali mengulang perbuatannya menculik WNI di laut Malaysia-Filipina. Abu Sayyaf merupakan kelompok garis keras yang beroperasi di kawasan terpencil termasuk hutan dan pegunungan di selatan Filipina. Mereka kerap melakukan penculikan warga asing dan domestik untuk kegiatan operasional sehari-hari. Sejak Maret 2016, Abu Sayyaf telah melakukan penculikan puluhan warga asing termasuk warga Indonesia dan Malaysia. Sepuluh WNI yang sempat diculik Maret 2016 lalu akhirnya dibebaskan setelah perusahaan tempat para sandera tersebut bekerja membayar uang tebusan. Namun negara lain, seperti Kanada menolak membayar tebusan sehingga 2 warganya dalam 3 bulan terakhir tewas dipenggal Abu Sayyaf. Saat ini, masih ada sejumlah sandera lainnya yang disekap Abu Sayyaf dan nyawa mereka ini terancam jika uang tebusan tak dibayar. Termasuk di antara mereka adalah warga Kanada. Namun pemerintah Kanada telah menegaskan tak akan pernah membayar uang tebusan terhadap kelompok ektremis yang kerap bersembunyi di hutan-hutan dan pegunungan di Filipina Selatan tersebut. Pemerintah Filipina telah meminta semua kalangan agar tak memberikan uang tebusan. Pasalnya, uang tebusan tersebut akan digunakan Abu Sayyaf dan kelompok sempalan lainnya untuk menjalankan organisasi mereka termasuk membeli senjata.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat