kievskiy.org

Aktivis Desak Penghitungan Suara Pilpres AS Diulang

WASHINGTON, (PR).- Hasil pilpres AS secara resmi baru akan diumumkan pada 29 November mendatang. Sepekan menjelang pengumuman tersebut, sejumlah aktivis dan akademisi mendesak otoritas berwenang AS untuk menghitung ulang hasil pemilu di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin. Ketiga wilayah itu biasanya kerap dimenangi Partai Demokrat tetapi pada pilpres lalu, kubu Republik menjadi pemenang di tiga negara bagian tersebut. Seperti dilaporkan The Guardian, Rabu 23 November 2016, para aktivis dan akademisi mengajukan penghitungan ulang di ketiga negara bagian itu untuk mengantisipasi peretas asing mengacaukan hasil penghitungan suara di sana. Para aktivis dan akademisi itu telah membentuk koalisi dan meminta tim kampanye Hillary Clinton bergabung memperjuangkan penghitungan ulang hasil pilpres di sejumlah negara bagian. Dua aktivis yang tergabung dalam koalisi tersebut, kepada The Guardian mengatakan, pekan depan koalisi akan menyerahkan laporan soal kemungkinan adanya gangguan dari peretas asing saat penghitungan hasil pilpres di Michigan, Pennsylvania, dan Wisconsin. Terkait tuntutan dari koalisi aktivis dan akademisi tersebut, Hillary Clinton belum memberikan respons. Namun yang jelas, Hillary Clinton telah mengakui kekalahannya oleh Donald Trump dalam pilpres terketat dalam sejarah AS. Bahkan sang mantan menlu menteri luar negeri itu langsung menelefon Trump dan mengakui kekalahannya. Trump pun memuji semua perjuangan dan kontribusi Hillary Clinton untuk AS selama ini. "Dia telah mengucapkan selamat kepada kami dan saya pun mengucapkan selamat kepadanya dan juga keluarganya yang telah berjuang sangat keras selama kampanye," ujar Trump saat itu. Seperti diketahui, pilpres AS 8 November 2016 lalu merupakan pemilu yang paling ketat dan juga memecah-belah. Namun secara mengejutkan, saat pilpres selesai dan Trump unggul atas Clinton, sejumlah hal menakutkan yang sempat diperkirakan banyak orang akan terjadi lantaran Trump menang ternyata tak terbukti. Ini ada kaitan dengan perubahan sikap Trump yang langsung melembut usai menang atas Hillary Clinton. Kendati dari jumlah suara pemilih, Clinton sebenarnya unggul lebih dari 1,5 juta suara atas Trump. Namun sistem pilpres AS yang menggunakan perhitungan electoral votes membuat Clinton kalah karena Trump berhasil meraih lebih dari 270 suara. Dalam pidato kemenangannya usai Trump menang di Wisconsin, dia meminta semua warga bersatu. Dia juga berjanji akan menjadi presiden AS yang inklusif. Nada bicara Trump setelah resmi menjadi presiden berubah, tak lagi kontroversial seperti sebelumnya. "Saya bersumpah pada semua warga negara di negara ini bahwa saya akan menjadi presiden bagi setiap orang Amerika dan itu sangat penting buat saya," kata Trump dikutip BBC. "Buat mereka yang memilih untuk tidak mendukung saya pada masa lalu dan ada banyak orang, saya meminta bimbingan dan bantuan Anda sehingga kita bisa bekerja bersama menyatukan negara hebat ini," ujarnya lagi.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat