kievskiy.org

Kuota WHV Meningkat, Kabar Baik Bagi yang Ingin Bekerja di Australia

DUTA Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema berfoto bersama WNI peserta program Work and Holiday Visa di Adelaide, Senin 5 Desember 2016.*
DUTA Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema berfoto bersama WNI peserta program Work and Holiday Visa di Adelaide, Senin 5 Desember 2016.*

ADELAIDE, (PR).- Di tengah tingginya animo masyarakat Indonesia untuk mendapatkan pengalaman bekerja di luar negeri, peluang berlibur sambil bekerja di berbagai sektor yang di‎tawarkan Pemerintah Australia melalui program Work and Holiday Visa (WHV) untuk masyarakat Indonesia perlu dioptimalkan. Terlebih, kuotanya mencapai 1.000 orang per tahun semenjak 2012. Peluang itu disampaikan Duta Besar RI untuk Australia, Nadjib Riphat Kesoema ketika melakukan pertemuan secara khusus dengan Warga Negara Indonesia pemegang WHV yang berada di Adelaide, Senin 5 Desember 2016 melalui siaran persnya. Para pekerja dari Indonesia yang tinggal di ibu kota Australia Selatan tersebut umumnya bekerja di sektor perkebunan, hospitality, dan perawat bagi warga lansia. Untuk tahun ini, jumlah WNI pemegang WHV sebanyak 720 orang. Dalam beberapa tahun ke depan, kuota dari Indonesia untuk mendapatkan WHV juga akan ditingkatkan. Menurut Dubes RI, WHV merupakan program untuk meningkatkan dan mempererat kerja sama antara masyarakat kedua negara, khususnya di kalangan anak muda dengan memanfaatkan liburan sambil bekerja di Australia. "Program yang diluncurkan dalam Pertemuan Tahunan antar Kepala Negara kedua negara pada 3 September 2009 itu diharapkan akan semakin memperkuat saling pemahaman yang lebih baik antar masyarakat Indonesia dan Australia", ujarnya. Tentu hal itu sangat luar biasa bagi pemuda Indonesia mengingat banyaknya manfaat yang diperoleh, mulai dari mengenal dan menjelajah Australia secara lebih dekat, menambah wawasan, hingga mendapatkan penghasilan. Nadjib menyatakan, tingginya kebutuhan tenaga kerja, khususnya di sektor pertanian dan pariwisata di sejumlah negara bagian di Australia membuat Pemerintah Australia mempermudah perpanjangan masa bekerja bagi WNI yang bersedia bekerja di Kawasan Utara Australia. ‎Dalam kesempatan tersebut, para pekerja dari Indonesia yang berasal dari berbagai daerah seperti Magelang, Malang, dan Jakarta menyampaikan kegembiraannya dapat bertemu dengan Nadjib. Mereka juga sangat antusias menceritakan pengalaman selama bekerja di Australia sambil berlibur. M‎ereka rata-rata mendapatkan penghasilan 16 hingga 18 dolar Australia per jamnya. Hakim misalnya. "Kini saya sudah menjadi asisten juru masak di sebuah restoran. Saya bekerja 5 hari dalam seminggu. Di luar itu, saya manfaatkan untuk bekerja di sektor lain", ucapnya. Sementara itu, Jessica yang berasal dari Jakarta dan bekerja di panti jompo, merasa bersyukur berkesempatan bekerja di Australia. ‎ Latar belakang ibunya yang keturunan Yunani sangat membantu pekerjaannya mengingat panti jompo tempatnya bekerja banyak berisi wanita jompo keturunan Yunani yang karena demensia, tidak lagi dapat berbahasa Inggris. Namun, berkat kasih sayang yang ditunjukkannya sebagai perawat, dia dapat berkomunikasi dan bekerja dengan baik. Dalam kesempatan tersebut, Dubes RI didampingi Konsul Jenderal RI di Sydney Yayan GH Mulyana, Koordinator Fungsi Konsuler Kedutaan Besar RI Canberra Ernawati, dan Konsulat RI di Darwin Andy Rahadian. Pada akhir pertemuan, Dubes berpesan agar WNI pemegang WHV melaporkan kedatangan maupun kepindahan agar keberadaan mereka diketahui. Dubes juga meminta agar mereka memahami peraturan dan mematuhi hukum setempat, menjaga komunikasi dengan pemegang WHV, dan dengan masyarakat Indonesia setempat seperti dengan PPIA (Perhimpunan Pelajar Indonesia-Australia).***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat