kievskiy.org

Jepang Punya Sekolah Khusus untuk Pecinta Game Online

TOKYO, (PR).- Ketika di Indonesia anak-anak yang bermain game online dianggap masalah besar, di Jepang masalah itu justru dijadikan terobosan baru dalam dunia pendidikan. Di Osaka Jepang akan didirikan sekolah untuk melahirkan atlet handal dalam olahraga virtual (e-sports) yang dianggap telah sepadan dengan olahraga fisik konvensional. Sekolah ini rencananya akan dibuka pada bulan April 2018.

Seperti yang diberitakan Asahi Shimbun, pelajar yang masuk di sekolah ini akan dididik dalam kemampuan bermain, mulai dari refelks dalam permainan hingga bagaimana membangun dialog dengan tim atau dengan musuh, psikologis permainan, juga menjadikan pelajar mampu meraup keuntungan dari bidang ini.

Jikei Group yang berbasis di Osaka menjadi penggagas dan akan mengelola sekolah ini. Jikei Group adalah sebuah perusahaan yang mengembangkan pendidikan, bahkan telah mengoperasikan sekolah vokasi lintas-negara. Lembaga ini akan mengatur sebuah e-sport departemen di Osaka Communication Arts College yang terletak di gedung Nishi Ward, Osaka.

Program pendidikan yang akan dilangsungkan selama tiga tahun ini tidak main-main. Rencana kurikulum hingga biaya pendidikan sudah dirancang oleh pengelola. Pelajar nantinya akan menghabiskan 900 jam pelajaran setiap tahun yang akan dilatih oleh ahli tiap bidang pelajarannya. Ternyata, untuk menjadi pelajar di bidang ini harus mengeluarkan biaya yang mahal, yaitu 1,52 juta yen (Rp. 173.280.000) untuk biaya kuliah per tahun. 

Jikei Group sebelumnya telah membuka sekolah e-sport di Tokyo pada April 2016. Keberhasilan sekolah perdana tersebut menggerakkan untuk membuat sekolah baru di Osaka.“Kami melatih pelajar ini dengan cara yang sama seperti atlet professional,” ucap jurubicara Jikei Group.

Olahraga virtual menjadi populer setelah kompetisi game online dengan hadiah sangat besar diselenggarakan di Amerika, Eropa, dan Korea Selatan sekitar tahun 1990. Bisnis yang berlangsung pada bidang olahraga virtual ini cukup menggiurkan, berhubungan dengan pelibatan orang dalam bermain game, menonton game, streaming game online, hingga iklan yang bisa dimasukkan ke berbagai lini. 

Selain itu, alasan didirakannya sekolah ini adalah meningkatnya pemain game online profesional di Jepang seiring tumbuhnya pertandingan olahraga virtual yang diselenggarkaan perusahaan game online atau penyelenggara lainnya dalam beberapa tahun terakhir.

Berdasarkan data survei yang dirilis oleh SuperData LLC yang berbasis di Amerika, bisnis olahraga virtual ini tumbuh sebesar 892 juta Dolar AS di tahun 2016, di mana semakin banyak perusahaan bertaraf internasional yang bersaing. Dengan latar belakang tersebut, pendidikan bagi para pecinta permainan virtual patut diapresiasi sebagai terobosan baru pendidikan modern dengan memikirkan secara tepat lapangan kerja yang menggirukan bagi para lulusannya. Ternyata, di Jepang pendidikan tidak lagi sekaku kayu papan tulis Guru. (Muhammad Fasha Rouf)***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat