PIKIRAN RAKYAT- Pada Selasa, 26 Oktober 2021, para pemimpin negara Asia Tenggara (ASEAN) melalui pertemuan puncak KTT hari pertamanya tanpa Myanmar.
Myanmar diketahui menolak untuk mengirim perwakilan non-politik negaranya untuk hadir dalam pertemuan KTT ASEAN.
Sebelumnya, para menteri luar negeri ASEAN memutuskan untuk mengecualikan pemimpin junta Myanmar yakni Min Aung Hlaing dalam KTT, dan sebagai gantinya, blok itu mengundang perwakilan non-politik negara itu untuk hadir dalam acara tersebut.
Baca Juga: Survei: Masyarakat Indonesia Belum Minati Mobil Listrik!
KTT yang berlangsung secara virtual ini, menandai dimulainya tiga hari pertemuan yang diselenggarakan oleh ASEAN, yang juga akan dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden serta para pemimpin China dan Rusia.
Myanmar menduduki puncak agenda pembicaraan hari ini antara para pemimpin regional, di mana negara itu masih berada dalam kekacauan pasca pengambilalihan militer pada Februari, dan tindakan kerasnya terhadap warga sipil yang anti-kudeta.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari laman Malay Mail, menghadapi seruan untuk meredakan krisis, ASEAN, yang mencakup Myanmar, telah menyusun peta jalan yang bertujuan memulihkan perdamaian tetapi ada keraguan atas komitmen junta terhadap rencana tersebut.
Penolakan Myanmar untuk mengizinkan utusan khusus ASEAN bertemu dengan pemimpin sipil yang dikudeta Aung San Suu Kyi, mendorong blok itu untuk mengecualikan Min Aung Hlaing dari pertemuan puncak KTT minggu ini.