KETIKA mendengar kata Israel yang terpikir jemaah Jejak-jejak Rasul (JJR) Amoures Tour termasuk Khalifah Tour sebuah hal yang menyeramkan. Bukan apa-apa karena Indonesia dengan Israel tak punya hubungan diplomatik dan penanganan tentara Israel maupun pihak imigrasinya yang kerap dikatakan "galak".
Dengan pertimbangan seperti itu sehingga sejak dari tanah air para pendamping dari Amoures Tour memberikan kiat-kiat sekaligus peringatan agar semua jemaah bisa lolos masuk ke Israel lalu ke Masjid Aqsha di Palestina. "Kalau nanti petugas Imigrasi bertanya dalam Bahasa Inggris, maka pura-pura saja ga tahu dan ga perlu jawab. Termasuk uang pintar bahasa Inggris juga tak perlu sok jawab sebab nanti akan bermasalah," kata pimpinan tur, Aria.
Selain itu, barang-barang milik jemaah juga lebih baik disatukan dalam satu atau dua kopor sehingga lebih memudahkan dalam pemeriksaan di Imigrasi Israel. "Hal lainnya yang harus di perhatikan adalah jangan panik sebab pihak Imigrasi Israel akan menahan beberapa paspor dan kopor jemaah sebagai sampel. Kalau ada yang ditahan dulu paspor dan kopornya jangan panik, tapi ikuti saja perintah pihak Imigrasi Israel," katanya.
Ketika jemaah JJR memasuki perbatasan Israel wilayah Taba, Mesir, setelah turun dari bus langsung membereskan isi kopor. Terjadi "keributan" karena masing-masing jemaah memasukkan barang-barang termasuk oleh-oleh yang sudah dibeli di Mesir untuk dimasukkan ke dalam kopor.
Setelah jemaah siap akhirnya satu per satu masuk ke Imigrasi Mesir terlebih dulu untuk distempel tanda keluar dari wilayah Mesir. Tidak ada hambatan sama sekali karena Imigrasi Mesir sangat kooperatif malah menyediakan jasa porter untuk membawa barang-barang jemaah.
Ruangan sempit
Kekhawatiran mulai merambah ketika memasuki perbatasan Taba Israel yang ditutup pagar rapat. Hanya ada satu pintu masuk ke Imigrasi Israel dengan 10 orang masuk dulu di sebuah ruangan sempit. Setelah 10 orang masuk lalu diminta menunjukkan halaman paspor berisi nama dan foto.
Setelah itu jemaah menuju ke ruang pemeriksaan Imigrasi dengan membagi kelompok keluarga dan berangkat sendiri. Nah, di ruang ini ada beberapa jemaah yang paspornya ditahan lalu diberikan selembar kertas, dan sebagian kopor juga diberikan tanda yang nantinya dijadikan sampel untuk diperiksa isinya.