PIKIRAN RAKYAT- Pada Sabtu, 27 November 2021, pria yang ditunjuk sebagai Perdana Menteri Afghanistan oleh Taliban, Mullah Mohammed Hassan Akhund, menyerukan badan amal internasional untuk tidak menahan bantuan, ketika negara itu berjuang dari ancaman kelaparan massal.
Dalam pidato pertamanya sejak Taliban mengambil alih Afghanistan pada Agustus, ia berjanji pemerintah "tidak akan ikut campur" dalam urusan internal negara lain menjelang pertemuan dengan Amerika Serikat di Doha.
Dalam pernyataannya itu, Taliban juga menyalahkan pemerintah yang digulingkan sebelumnya atas kesengsaraan yang saat ini terjadi di Afghanistan.
"Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menyelesaikan masalah masyarakat. Kami bekerja lembur di setiap departemen," kata Hassan, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman DW.
Baca Juga: Di Balik Kekebalan Komunitas Warga Jakarta, Epidemiolog: Banyak Korban yang Meninggal Dunia
Hassan menyalahkan kondisi kelaparan, pengangguran, dan krisis keuangan Afghanistan saat ini pada pemerintah yang didukung Amerika Serikat.
"Bangsa, waspadalah. Mereka yang tersisa dari pemerintah sebelumnya yang bersembunyi ... menyebabkan kecemasan, menyesatkan rakyat untuk tidak mempercayai pemerintah mereka," tutur Hassan.
Perdana menteri itu mengklaim bahwa pemerintahnya telah menindak korupsi yang telah menimpa apa yang disebutnya "sistem terlemah di dunia". Itu juga bekerja pada cara untuk membayar ribuan pegawai pemerintah yang belum dibayar selama berbulan-bulan, katanya.
"Kami meminta semua organisasi amal internasional untuk tidak menahan bantuan mereka dan membantu bangsa kami yang lelah ... sehingga masalah rakyat dapat diselesaikan," sambungnya.