kievskiy.org

Perdana Menteri Inggris Bungkam dan Pilih Liburan Saat Serangan Rudal AS ke Irak, Oposisi Hujani Kritik

BORIS Johnson dikritik habis-habisan ketika Timur Tengah menghadapi salah satu krisis paling parah sejak perang Iran pada 2003./
BORIS Johnson dikritik habis-habisan ketika Timur Tengah menghadapi salah satu krisis paling parah sejak perang Iran pada 2003./ /The Guardian The Guardian

PIKIRAN RAKYAT - Boris Johnson dikritik habis-habisan ketika Timur Tengah menghadapi salah satu krisis paling parah sejak perang Iran pada 2003.

Ketika para pemimpin global membahas soal pembunuhan Qassem Soleimani, dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad pada Jumat, 3 Januari 2020 dini hari, Johnson sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris justru sedang menikmati liburan di Pulau Mustique bersama pacarnya, Carrie Symonds.

Johnson dikabarkan baru akan kembali ke Inggris pada hari Minggu, 5 Januari 2020 waktu setempat.

Baca Juga: 5 Efek Samping Minum Air Kelapa jika Dikonsumsi secara Berlebihan

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Dominic Raab, akan melakukan perjalanan ke Washington minggu ini untuk membahas persoalan terkait dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo.

Pada Sabtu, 4 Januari 2020 malam, Menteri Pertahanan Inggris, Ben Wallace, mengumumkan bahwa kapal perang HMS Montrose dan HMS Defender akan kembali untuk mengawal tugas-tugas kapal yang berlayar di bawah bendera pedagang Inggris melalui Selat Hormuz.

"Pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kapal dan warga kami saat ini," katanya, sebagaimana Pikiran-Rakyat.com kutip dari The Guardian.

Johnson diperkirakan akan memperbarui anggota parlemen ketika parlemen kembali setelah liburan Natal dan Tahun Baru pada hari Selasa, 7 Januari 2020.

Baca Juga: Qassem Soleimani Sempat Diingatkan Rencana Pembunuhan oleh Amerika Serikat Seminggu Sebelum Kematian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat