kievskiy.org

Jutaan Warga Depresi Usai Sebulan Wuhan Ditutup Pemerintah, Warga: Apakah Kami akan Dibiarkan Mati?

Bendera Tiongkok.
Bendera Tiongkok. Pixabay/SW1994

PIKIRAN RAKYAT - Sebulan telah berlalu sejak pemerintah pertama kali menutup kota Wuhan serta beberapa kota lain di provinsi Hubei, Tiongkok. Jutaan penduduk di sana menderita depresi.

Seperti dilansir laman South China Morning Post (SCMP), Selasa, penutupan Wuhan diakui para warga setempat  dilakukan tanpa adanya peringatan terlebih dahulu. Pemerintah secara tiba-tiba mengumumkan pada pukul 02.00 pagi waktu setempat bahwa kota Wuhan akan ditutup sebagai dampak dari mewabahnya virus corona. Padahal sehari sebelum pengumuman ini dikeluarkan, kondisi wabah ini sendiri dinyatakan sudah dapat dikendalikan.

Sesaat setelah pengumuman ini dikeluarkan, warga berbondong-bondong menyerbu toko-toko yang buka di pagi hari untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Sebagian warga juga meninggalkan kota selagi bisa.

Baca Juga: Ucapan Haru Sule di Hari Ulang Tahun Rizky Febian

Berminggu-minggu setelah penutupan Wuhan, 9 juta warga yang terpaksa menjadi tahanan kota ini mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kesulitan mendapat akses layanan kesehatan. Masih belum diketahui kapan Wuhan akan dibuka kembali.

Guan Wenhua (46), seorang pebisnis, mengira pada awalnya bahwa ini semua hanya lelucon tetapi semuanya berubah sesaat setelah ia membaca berita pada 23 Januari.

“Bagaimana bisa pemerintah menutup kota dengan 11 juta penduduk yang sekaligus merupakan pusat industri nasional?” Keluh Guan kepada SCMP. “Apakah kami di sini telah dilupakan dan akan dibiarkan mati?”

Baca Juga: Warga Was-was, Hama Ulat Bulu Serang Dua Kelurahan di Sukabumi

Terisolasi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat