PIKIRAN RAKYAT - Temuan ini mengartikan bahwa mengisolasi diri ketika mulai merasa sakit kurang efektif dari yang diharapkan.
Para ilmuwan baru-baru ini menemukan bahwa banyak infeksi virus corona yang dapat disebarkan dengan mudah oleh orang-orang yang baru terserang virus tetapi belum mulai menunjukkan adanya gejala.
Sebuah analisis infeksi di Singapura dan Tianjin, Tiongkok, mengungkapkan bahwa dua pertiga bahkan tiga perempat orang tampaknya telah terjangkit virus ini dari mereka yang menginkubasi virus tetapi masih tidak menunjukkan adanya gejala.
Dilansir The Guardian, Jumat, 13 Maret 2020, temuan ini membuat para peneliti penyakit menular merasa cemas. Pasalnya, apa yang mereka harapkan untuk memperlambat penyebarluasan pandemi ini ternyata kurang efektif setelah ditemukannya hal tersebut.
“Ini adalah salah satu hal yang sangat kami khawatirkan, yaitu ketika terjangkitnya kembali wabah corona. Hal ini sangat tidak diharapkan. Ini adalah satu hal yang benar-benar tidak ingin kami jumpai,” ujar Steven Riley, profesor dinamika penyakit menular di Imperial College London.
Para peneliti di Belgia dan Belanda memanfaatkan data dari wabah di Singapura dan Tianjin untuk mencari tahu “interval generasi” Covid-19. Interval generasi adalah jangka waktu antara satu orang yang sudah terinfeksi dapat menginfeksi orang lain. Angka yang di dapat akan sangat berharga untuk memperkirakan kecepatan penyebarluasan wabah ini.
Baca Juga: Dorong Peningkatan Ekonomi Desa, Pemkab Bekasi Kenalkan Pabrik Kampoeng
Menurut analisa yang sedang ditinjau perihal penyakit menular, rata-rata dari interval generasi adalah 5,2 hari di Singapura dan 3.95 hari di Tiongkok. Para ilmuan kemudian melanjutkan untuk menghitung proporsi infeksi yang mungkin menyebar dari mereka yang masih menginkubasi virus dan belum menunjukkan adanya gejala terjangkit.