PIKIRAN RAKYAT - Virus Corona tidak akan menjadi pandemi terakhir di muka bumi jika manusia terus saja melakukan tindakan merusak alam.
Itulah yang dikatakan oleh Dr Enric Sala, seorang ekologis kelautan dari National Geographics.
"Saya yakin betul bahwa akan ada banyak penyakit seperti ini di masa depan jika kita melanjutkan praktek merusak alam, deforestasi, dan penangkapan hewan liar sebagai peliharaan, makanan, ataupun obat-obatan," ujar Enric Sala.
Saat ini, para pecinta lingkungan telah memperingatkan bahwa pengrusakan manusia terhadap ekosistem yang beragam dan terus menerus akan membawa kita lebih dekat dengan satwa liar daripada sebelumnya.
Hal ini dijelaskan oleh David Quammen, penulis buku terlaris tahun 2012 berjudul Spillover : Animal Infection and the Next Human Pandemic yang membahas pandemi dari penyakit seperti Ebola yang pernah terjadi di seluruh dunia.
"Ekosistem kita sangat beragam dipenuhi dengan banyak spesies hewan liar, tanaman, jamur, dan bakteri.
"Semua keanekaragaman hayati itu mengandung virus unik. Ketika kita menghancurkan hutan tropis untuk membangun desa-desa, kamp-kamp kayu dan pertambangan, membunuh hewan liar untuk dimakan, itu akan membuat kita semakin terbuka dengan virus-virus tersebut," tutur Quammen.
Ungkapan ini diperkuat oleh Dr Samuel Myers, ilmuwan riset di Departemen Kesehatan Lingkungan Harvard.