PIKIRAN RAKYAT - Perdana Menteri Inggris Boris Johnson sempat terinfeksi virus corona COVID-19 pada awal April 2020 silam.
Penyakit ini membuat Boris dirawat di RS karena memasuki keadaan kritis selama beberapa hari dan akhirnya dinyatakan pulih Senin 13 April 2020.
Situasi tersebut memaksanya untuk menyusun strategi bagi pemerintahan eksekutif Inggris jika benar-benar kehilangan pemimpin.
Baca Juga: BPSDM Jabar Fasilitasi Isolasi 86 WNI dari Arab Saudi
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Sky News, Boris mengungkap rencana itu saat diwawancarai oleh salah satu media Inggris.
Sebelum menceritakan strateginya, ia benar-benar cemas karena berliter-liter oksigen diberikan kepada Boris sejak masuk ICU pada Selasa 7 April 2020.
"Itu adalah momen yang begitu sulit, saya tak bisa mengabaikannya," tutur Boris.
Baca Juga: Jelang PSBB Jabar, Wali Kota Tasikmalaya: Harus Optimis, Semua Capek dengan COVID-19 Ini
"Mereka sepakat untuk mengambil strategi seperti skenario 'kematian Stalin'," sambungnya.