kievskiy.org

Angka Pengangguran Cetak Rekor Tertinggi, Australia Buka Kafe dan Bar setelah 2 Bulan Karantina

SEORANG karyawan menyemprotkan disinfektan ke tempat duduk di Rumah Sakit Westmead di Sydney, Australia, Selasa 12 Mei 2020, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19).*
SEORANG karyawan menyemprotkan disinfektan ke tempat duduk di Rumah Sakit Westmead di Sydney, Australia, Selasa 12 Mei 2020, di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19).* /REUTERS

PIKIRAN RAKYAT – Dua bulan penerapan karantina wilayah, Australia mencabut peraturan tutupnya restoran, kafe, dan bar.

Mulai Jumat, 15 Mei 2020 tempat-tempat tersebut kembali dibuka, lantaran angka pengangguran yang sudah mencetak rekor tertinggi.

Hanya butuh satu hari setelah kantor statistik nasional melaporkan rekor jumlah tinggi warga kehilangan pekerjaan, kebijakan ini lahir.

Baca Juga: Panggilan Video 50 Orang di Messenger Rooms Facebook Sudah Tersedia di AS dan Kanada

Diharapkan pembukaan ini dapat membuat orang-orang kembali bekerja.

Pelonggaran ini dilakukan seiring dengan Perdana Menteri Scott Morrison yang memperingatkan bahwa yang terburuk masih akan terjadi.

Perdana Menteri New South Wales, Gladys Berejiklian memperingatkan orang-orang untuk tetap waspada dan menjaga jarak fisik saat restoran, kolam renang umum, dan aktivitas bisnis lainnya yang dibuka kembali.

Baca Juga: Tiga Pasien Positif di Kabupaten Cirebon Sembuh, Test Swab Massal Jauh di Bawah Target

Untuk mencegah penyebaran Covid-19, NSW menentukan pembatasan 10 pelanggan saja dalam satu waktu, di satu tempat.

"Pelonggaran pembatasan telah gagal di banyak tempat di seluruh dunia dan saya tidak ingin hal itu terjadi di NSW, saya ingin orang-orang memiliki tanggung jawab pribadi atas cara kita merespons," kata Berejiklian kepada para wartawan di Sydney, seperti dilaporkan Reuters.

Pejabat NSW melaporkan delapan kasus baru COVID-19 pada Jumat, penghitungan harian tertinggi hanya dalam seminggu. Peningkatan harian secara nasional telah melambat ke rata-rata kurang dari 20 per hari.

Baca Juga: Jelang Idul Fitri, LAPAN Sebut Asteroid Besar Dekati Bumi pada 22 Mei 2020

Para pejabat telah memuji langkah-langkah karantina wilayah yang diadopsi pada Maret, termasuk langkah menutup perbatasan negara dan memerintahkan orang untuk tinggal di rumah kecuali untuk aktivitas yang penting, untuk mengendalikan penyebaran virus.

Australia telah melaporkan sekitar 7.000 kasus COVID-19, termasuk 98 kematian, jauh di bawah jumlah yang dilaporkan di Amerika Utara dan Eropa.

Morrison telah menguraikan rencana tiga tahap untuk menghapus hampir semua tindakan karantina pada Juli dalam upaya untuk menghidupkan kembali ekonomi nasional, yang telah mengalami lebih dari dua dekade pertumbuhan tanpa gangguan sebelum pandemi. Sebagian besar ekonom sekarang memperkirakan bahwa resesi sedang terjadi.

Berdasarkan sistem federal Australia, implementasi rencana tiga tahap adalah tanggung jawab masing-masing negara bagian dan wilayah. Artinya, setiap wilayah akan mengikuti jadwal yang berbeda.

Baca Juga: Teori Spongebob Squarepants Mendadak Viral, Ungkap Makna Tersembunyi 'Bunga Awan' yang Biasa Muncul

Di NSW, tempat sekolah juga dibuka kembali secara perlahan, rumah pribadi akan diizinkan menerima paling banyak lima tamu dan pertemuan publik dibatasi hingga 10 orang.

Di Northern Territory, yang  jumlah kasusnya rendah dan tidak ada kematian, pub dibuka tanpa batasan jumlah pelanggan dan tidak ada batasan pada pertemuan publik atau kunjungan rumah.

Victoria, negara bagian terpadat kedua di Australia, saat ini mempertahankan sebagian besar aturan karantinanya.

Morrison menyebut data pasar tenaga kerja pada Kamis 14 Mei 2020, yang menunjukkan hampir 600.000 orang kehilangan pekerjaan pada April, sebagai "memilukan" dan meminta masyarakat Australia untuk bersiap menerima lebih banyak berita buruk.

Dia pada Jumat akan bertemu dengan kabinet darurat nasional, yang dibentuk untuk menangani krisis. Kelompok itu, yang termasuk para pemimpin negara bagian dan wilayah, akan mendengarkan pemaparan dari gubernur Bank Sentral Australia dan para pemimpin keuangan lainnya.***

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat