kievskiy.org

Rusia Siap Lakukan Dialog Damai Asal Tuntutannya Dipenuhi

Seorang warga sipil berlatih melempar bom molotov untuk mempertahankan kota, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di Zhytomyr, Ukraina 1 Maret 2022.
Seorang warga sipil berlatih melempar bom molotov untuk mempertahankan kota, saat invasi Rusia ke Ukraina berlanjut, di Zhytomyr, Ukraina 1 Maret 2022. /REUTERS/Viacheslav Ratynskyi

PIKIRAN RAKYAT - Vladimir Putin mengatakan Ukraina harus menyerah pada semua tuntutan Rusia jika menginginkan pembicaraan damai. Bersama seruan itu, Presiden Putin juga menyebut bukti Ukraina soal penyerangan warga sipil hanya propaganda kotor yang palsu.

Presiden Rusia tidak memberikan indikasi kesiapan untuk menarik pasukannya kembali selama percakapan dengan kanselir Jerman, Olaf Scholz.

Dua sesi pembicaraan yang diadakan di Belarus dalam beberapa hari terakhir telah gagal menghasilkan keputusan baru atau gencatan senjata yang signifikan.

Perwakilan dari kedua pemerintah sepakat untuk membuat kemajuan dengan membuka koridor kemanusiaan tetapi tidak ada tanda-tanda berkurangnya intensitas kekerasan dalam invasi.

Baca Juga: Media Sosial Dibanjiri Proses Pengaspalan Sirkuit Formula E di Ancol

Putin menuduh Ukraina tidak mengambil pendekatan yang masuk akal dan konstruktif selama negosiasi, sehingga tak ada niatan darinya untuk menurunkan ketegangan.

Dia mengatakan kepada Scholz, pasukan Rusia menempuh segala upaya agar sebisa mungkin tak ada warga sipil yang terluka apalagi tewas dalam invasi.

Putin lantas menuduh Barat memalsukan gambar di medan invasi, membuat framing seolah Rusia membabi-buta hancurkan pemukiman dan melibas habis warga Ukraina.

Baca Juga: Lirik Lagu Hati-Hati di Jalan dari Tulus, Kisahkan Cerita Cinta yang Tak Sejalan

Kepada pemimpin Jerman Putin mengungkapkan dirinya terbuka untuk berdialog dengan Ukraina, tetapi hanya jika Ukraina menerima keinginan Kremlin.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat