PIKIRAN RAKYAT - Universitas Hong Kong baru saja merilis hasil studi terbarunya mengenai pandemi COVID-19 yang terjadi di seluruh dunia.
Studi tersebut melibatkan sekitar 1000 kasus COVID-19 di Hong Kong yang diambil dari periode 23 Januari - 28 April 2020.
Hasilnya menunjukan sekitar 70 persen dari penderita COVID-19 tak tularkan penyakit tersebut kepada masyarakat yang lainnya.
Baca Juga: Di Tengah Wabah Corona, Otoritas Tiongkok Berencana Hancurkan Komplek Pemakaman Etnis Uyghur
Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Daily Mail, kasus COVID-19 yang terjadi di daerah Hong Kong bukan terjadi akibat banyaknya jumlah kasus penularan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dibuat oleh 8 orang ilmuwan, kasus pandemi COVID-19 di Hong Kong bisa dibilang terjadi akibat adanya super spreader (atau penyebar super).
Mereka mengambil data dari penelitian ini berdasarkan informasi mendetail terkait lokasi dan waktu yang mungkin terjadi penularan COVID-19 yang dialami oleh para penderita.
Hasilnya 20 Persen dari para penyebar super ini bertanggung jawab terhadap 80 penularan kasus COVID-19 yang terjadi di sana.
Baca Juga: Heboh Demo George Floyd saat Wabah Corona, Pertama Kalinya New York Tak Ada Kasus Kematian COVID-19
"Penyebaran super ini terjadi lebih dari yang kita perkirakan. Lebih dari apa yang bisa dijelaskan secara kebetulan.