PIKIRAN RAKYAT - Pakar dari Jurusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga, I Gede Wahyu Wicaksana mengatakan China tidak akan gegabah memulai invasi ke Taiwan. Wahyu menyebut China berkaca dari Rusia yang saat ini terkena sejumlah sanksi akibat invasi di Ukraina.
"Karena, China juga berkaca dari Rusia. Di mana Rusia kini tengah mendapat sanksi dari berbagai pihak yang kemudian berdampak pada banyak hal di sana. Salah satunya ekonomi," kata Wahyu, dikutip dari laman Unair.ac.id, Minggu, 13 Maret 2022.
Wahyu berpendapat, China telah menghitung sejumlah risiko yang akan dihadapi jika menyerang Taiwan dan Hong Kong.
"Mereka (China) berpikir bahwa kurang lebih dampaknya sama dengan Rusia. Bahkan bisa berkali-kali lipat," kata dia.
Ia menjelaskan, China juga akan menghadapi risiko lain ketika berhadapan dengan Amerika Serikat.
AS diketahui mengecam tindakan China terhadap Taiwan. Baru-baru ini, Washington menyetujui potensi penjualan senjata ke Taiwan.
"Saya kira China tidak bisa gegabah ketika hendak mengambil alih Taiwan dan Hongkong melalui peperangan," kata Wahyu.
Baca Juga: Gedung Konsulat AS di Irak Dihantam 12 Rudal yang Diluncurkan dari Iran
Wahyu yang juga ahli masyarakat budaya Politik Rusia, Eropa Timur, dan Asia Tengah, menyebut China belum melakukan tindakan apapun karena belajar dengan kejadian yang dialami Rusia.